Keuntungan yang Didapat DKI Jika Olah Sampah Sendiri
Kamis, 5 November 2015 - 18:13 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVA.co.id - Untuk mengatasi lonjakan volume sampah yang terjadi di DKI Jakarta, pemerintah provinsi harus mengentaskan masalah itu dari sumbernya.
"Dari pemisahan sampah rumah tangga, mengolahnya, dan memasarkannya bisa mengurangi produksi sampah rumah tangga yang ada di Jakarta,” kata pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, saat dihubungi wartawan, Kamis 5 November 2015.
Joga juga menjelaskan manfaat dari pengolahan sampah tersebut di antaranya masalah lahan. Pengolahan sampah dari sumbernya dengan rangkaian prosesnya, menyebabkan jumlah sampah yang dibuang ke Bantar Gebang berkurang. Lahan pun tidak terlalu banyak digunakan untuk membuat penampungan sampah.
"Selanjutnya masalah truk sampah, nantinya tidak perlu lagi menggunakan truk sampah dengan kapasitas besar untuk mengangkut. Hal ini karena jumlahnya kan sudah berkurang tadi karena diproses itu," kata dia.
Menurut Joga, truk sampah sering menjadi kendala tersendiri. Dari sekitar 840 truk sampah, yang beroperasi hanya 140 unit, 700 unit lainnya tidak layak jalan dan 50 persennya berusia lebih dari 10 tahun.
"Manfaat yang terpenting adalah, dengan adanya pengolahan sampah dari sumbernya, warga DKI seperti ibu-ibu PKK, dapat menumbuhkan ekonomi kreatif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Terkait program bank sampah, Joga mengatakan, bank sampah belum bisa menyelesaikan kasus sampah itu secara tuntas. "Jadi bank sampah itu belum menyelesaikan masalah. Dia itu hanya menampung, menimbang kemudian merupiahkan. Taruhlah plastik ditimbang, orang yang tadi menimbang dapat dana sekian, untung nggak? Untung, tapi sampah plastik tidak selesai pengolahannya masih melibatkan pihak lainnya," Joga menjelaskan.
Joga pun menyarankan kepada Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama bahwa dalam mengatasi masalah sampah tidak hanya fokus dengan dinas kebersihan. Namun, hendaknya dinas-dinas lainnya juga bisa diajak bekerja sama agar mendapat solusi terbaik.
"Seperti Amsterdam, di sana itu tempat pembuangan akhirnya sepi, bahkan sudah berubah menjadi kawasan terpadu bagi warganya. Itu karena mereka sudah bisa mengolah sampah rumah tangganya sendiri," ujarnya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Menurut Joga, truk sampah sering menjadi kendala tersendiri. Dari sekitar 840 truk sampah, yang beroperasi hanya 140 unit, 700 unit lainnya tidak layak jalan dan 50 persennya berusia lebih dari 10 tahun.