Mahasiswa Tewas usai Latihan Menwa, Kampus Dituding Lalai
Selasa, 27 Oktober 2015 - 07:14 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/ Muhammad Hari Fauzan
VIVA.co.id - Daniel Vicli Pardamean Tambunan (18 tahun), mahasiswa baru Fakultas Hukum Universitas Atmajaya, Jakarta, tewas setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan sebagai resimen mahasiswa (menwa) di kampus itu pada Senin, 26 Oktober 2015.
Berdasarkan diagnosis dokter yang mengautopsi, seperti disampaikan paman korban, Mawardi Sinaga (49 tahun), Daniel meninggal akibat dehidrasi dan membuat ginjalnya tak berfungsi dengan baik.
Menurut Mawardi, penyebab meninggalnya Daniel akibat ada yang salah dalam tata cara pendidikan atau pun pelatihan menwa yang dilakukan kampus Universitas Atmajaya.
"Dia sampai dehidrasi, berarti SOP (standar operasional prosedur) tidak dijalankan dengan baik," katanya kepada wartawan di rumah duka di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Senin malam, 26 Oktober 2015.
Dia menolak berspekulasi lebih jauh tentang kematian keponakannya akibat kekerasan atau hal lain. Soalnya setelah dilakukan pemeriksaan tubuh melalui MRI, tidak ditemukan luka lebam. "Setelah diperiksa secara menyeluruh, fisik dan organnya baik. Tidak ada unsur kekerasan fisik di tubuh Daniel," katanya.
Keluarga pasrah
Mawardi menyatakan bahwa keluarga sudah menyerahkan kasus itu sepenuhnya kepada Kampus, sehingga dia tidak akan menuntut kepada polisi. "Mati dan hidup seseorang sudah kami serahkan ke Tuhan," katanya.
Namun, katanya, keluarga sangat terpukul dengan peristiwa ini. Sebab Daniel adalah anak tunggal pasangan Victor dan Uli Simbolon. Korban adalah harapan keluarga sehingga mereka sangat kehilangan.
Daniel adalah warga Taman Tridaya Indah I Blok D3 Nomor 14, Kelurahan Tridaya Indah, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. Dia anak pasangan Victor Tambunan (58 tahun) dan Uli Simbolon (52 tahun).Â
Menurut Mawardi, sebelum tewas, Daniel mengikuti pelatihan menwa di kampusnya sejak Kamis, 22 Oktober 2015. Pada Sabtu malam, keluarga mendapat kabar lewat telepon bahwa Daniel mendadak sakit.
Saat itu, seniornya berinisiatif membawa Daniel ke Rumah Sakit Siloam yang dekat dengan kampusnya. Akibat biaya deposit yang terlalu mahal, senilai 20 juta, senior dan teman-temannya mengurungkan niat mereka. "Daniel saat itu langsung dibawa ke rumah sakit swasta lain yang juga deket kampus dengan biaya deposit lebih murah senilai Rp11 juta," katanya.
Takdir berkata lain. Usaha yang dilakukan temannya dan keluarga pun sia-sia guna membuat Daniel kembali sehat. Daniel dinyatakan meninggal dunia pada Senin dini hari, 26 Oktober 2015.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Menurut Mawardi, sebelum tewas, Daniel mengikuti pelatihan menwa di kampusnya sejak Kamis, 22 Oktober 2015. Pada Sabtu malam, keluarga mendapat kabar lewat telepon bahwa Daniel mendadak sakit.