Marak Kasus Kekerasan Anak, Polisi Beri Penyuluhan ke Guru
- VIVAnews/Joseph Angkasa
VIVA.co.id - Humas Polres Metro Jakarta Timur dan Polsek Pulogadung mengadakan silaturahmi dan penyuluhan bahaya kekerasan di sekitar lingkungan anak di SDN Jati 03 Pagi.
Acara tersebut dilakukan guna menekan angka kekerasan pada anak, baik kekerasan fisik maupun kekerasan seksual yang akhir- akhir ini marak terjadi di Jakarta Timur.
"Penyuluhan itu berisi imbauan kepada orangtua dan guru untuk lebih memperhatikan anak. Misalnya dengan siapa dia bergaul dan cara komunikasi dengan guru," kata Kapolsek Pulogadung, Komisaris Polisi Cahyo, Sabtu, 24 Oktober 2015.
Kasubbag Humas Polres Metro Jakarta Timur, Komisaris Polisi Husaima menambahkan, data kekerasan yang terjadi pada anak sejak awal tahun yakni Januari 2015 hingga Oktober di Jakarta Timur berjumlah 69 kasus yang terdiri dari 23 disetubuhi dan 46 yang dicabuli.
"Untuk anak pelaku rehabilitasi psikososialnya di PSMP Handayani Cipayung, kemudian untuk korban dibawa ke Rumah Perlindungan Sosial Anak atau di Pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak," kata Husaima kepada VIVA.co.id.
Berdasarkan data dari Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) semester awal dari Januari 2015 hingga Juni 2015 di Indonesia, ada 1.726 anak korban mengalami kekerasan di Indonesia.
Angka tersebut cukup membuat kita terkejut. Tak heran Komnas PA menyebut Indonesia Darurat Kekerasan pada anak.
Untuk itu, Husaima mengimbau kepada para orangtua untuk selalu memperhatikan anak. Para orangtua bisa lebih selektif dalam memilih media yang digunakan anak.
"Anak juga mesti diajari untuk agar tidak mudah didekati dan menerima barang dari orang yang belum dikenal dan apabila ada orang yang mencium atau meraba untuk berteriak sekencang kencangnya minta tolong," kata Husaima.
Selain melakukan langkah-langkah preventif, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk sama- sama mengawasi lingkungan anak. Karena anak Indonesia merupakan generasi penerus bangsa.