Apa Alasan Penculik Mahasiswi UI Minta Tebusan US$1 Juta?
- www.osce.org
VIVA.co.id - Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Yogo Tri Hendiarto, menilai, kasus penculikan yang dialami salah satu mahasiswinya itu berlatar belakang motif ekonomi. Ia pun mendesak agar kepolisian mengusut tuntas kasus ini.
"Kasus penculikan itu kan tujuannya berbeda, yang harus diketahui dulu, ada fakta apa di balik tindakan ini. Kasus ini kan masih samar-samar. Minta uang US$1 juta (1 juta dolar), tapi alasannya apa? Apakah karena ini motif ekonomi atau ada motif lain, atau apakah secara individu ada masalah dengan orangtua korban? Ini yang harus jelas," ujarnya, Rabu 21 Oktober 2015.
Yogo menerangkan kalau kasus penculikan sampai menyiksa atau bahkan membunuh korbannya, patut diduga itu motifnya dendam.
"Kalau asumsi saya ini sepertinya ekonomi. Ini tujuannya beda. Dugaan sementara itu, namun kalau ingin jelas harus ada pengakuan si tsk (tersangka) dan hasil penyelidikan polisi," katanya.
Biasanya, menurut Yogo, pelaku penculikan memang akan memberikan efek ketakutan, dan jika keluarga terdesak harapannya bisa terpenuhi.
"Ini Safira baik-baik saja kan? Nah ini yang harus ditelusuri dulu. Ini baru sebatas asumsi saya, kemungkinan ini berlatar belakang ekonomi. Pelaku sadar betul dengan konsekuensi yang ia hadapi. Initinya kita tunggu saja hasil kepolisian," ucap Yogo.
Sebab Penculikan
Ada beberapa hal yang diakui Yogo dapat mengantisipasi permasalahan seperti ini. Salah satunya adalah dengan menjaga keharmonisan di tengah lingkungan.
"Harus memunculkan sikap kesigapan, tahu berinteraksi baik dengan orang lain. Tidak memunculkan konflik pada orang lain, harus menjaga keharmonisan antara keluarga, tetangga dan lainnya. Tidak memunculkan dendam pribadi yang disadari atau tidak. Harus menjalin relasi yang positif pada tetangga maupun lingkungan," ujarnya.
Seperti diketahui, Safira Permatasari, mahasiswi teknik interior UI angkatan 2014 diculik sekelompok pria saat tengah menggunakan taksi di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat pekan lalu.
Pelaku meminta tebusan pada keluarga korban senilai 1 juta dolar AS. Namun, apes bagi para tersangka, aksi mereka berhasil digagalkan oleh tim gabungan Polda Metro Jaya saat sedang melakukan transaksi dengan keluarga korban di kawasan Jakarta.