Ini Rencana Perbaikan Koridor 6 TransJakarta
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Koridor 6 TransJakarta (rute Ragunan - Dukuh Atas) sering disoroti sebagai koridor TransJakarta yang pelayanannya paling kurang memuaskan. Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Provinsi DKI telah mengambil tindakan.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI, Andri Yansyah, sejumlah langkah telah disiapkan berdasarkan hasil pertemuan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dengan AusAID’s Indonesia Infrastructure Initiative (IndII) di Balai Kota DKI. IndII merupakan lembaga konsultan dari pemerintah Australia yang aktif membantu Kota Jakarta mengembangkan sistem Bus Rapid Transit (BRT), termasuk mengawal transisi pengelolaan moda transportasi itu dari UP TransJakarta Busway ke BUMD PT Transportasi Jakarta sepanjang tahun 2014. "IndII memberikan kajiannya untuk memperbaiki masalah di Koridor 6," ujar Andri kepada VIVA.co.id, Rabu, 14 Oktober 2015.
Koridor 6 dipilih menjadi model pembenahan pelayanan TransJakarta karena banyaknya masalah yang terjadi di koridor tersebut. Andri mengatakan, bila berhasil, model pembenahan yang dilakukan di Koridor 6 akan diimplementasikan di 11 koridor lainnya. "Kita pilih yang kompleksitas masalahnya paling tinggi supaya nanti mudah mengimplementasikannya di koridor lain yang pelayanannya dianggap lebih baik dari Koridor 6," ujar Andri.
Adapun, rencana penataan itu berupa pembangunan fasilitas Park And Ride di kawasan Ragunan, Jakarta Timur. Andri mengatakan, fasilitas tersebut serupa dengan fasilitas Park And Ride yang telah dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI di ujung Koridor 9, Cililitan, bekerjasama dengan pengelola Pusat Grosir Cililitan (PGC). "Park And Ride-nya mungkin dua atau tiga lantai, mengantisipasi lonjakan penumpang saat kualitas pelayanan Koridor 6 telah jauh diperbaiki," ujarnya menambahkan.
Selain itu, beberapa halte direncanakan akan dikembangkan. Pengembangan itu berupa pemanjangan ukuran halte seperti halnya yang telah dilakukan di Koridor 1 dan Koridor 9. Beberapa halte, nantinya akan memiliki pintu khusus untuk naik dan turun penumpang. "Kalau haltenya diperlebar kan tidak mungkin, nanti mengganggu lebar jalan yang sudah sempit. Jadi supaya penumpang tidak berdesakan, ukuran halte akan diperpanjang," ujar Andri.
Selain itu, pembenahan termasuk juga kepada upaya sterilisasi. Andri mengatakan, Dishubtrans saat ini masih mengkaji permintaan Gubernur untuk melalukan pemasangan gerbang elektronik di jalur masuk dan keluar bus. "Kita kaji bila swasta kita bisa minta untuk lakukan pengadaannya, kenapa tidak? Pak Gubernur kan mengatakan bus pariwisata boleh masuk asal perusahaannya ikut sumbang pengadaan gerbangnya. Jadi nanti tidak ada selain TransJakarta dan bus pariwisata berpenumpang yang boleh masuk ke jalur busway. Kecuali mobil ambulans dan pemadam kebakaran juga. Mobil pribadi tidak boleh," ujar Andri.
Hanya saja karena masih berupa kajian, Andri belum bisa memberikan informasi terperinci tentang rencana pembenahan di tiap bidang. Andri mengatakan, besok ia akan mulai rapat dengan para pemangku kepentingan untuk membahas upaya perbaikan. Rapat itu antara lain dilakukan dengan Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI untuk membahas pengurangan jumlah taman untuk mengakomodir pemanjangan halte, hingga membahas upaya perbaikan jalur dengan Dinas Bina Marga DKI.
Untuk anggaran, bila memungkinkan, pembenahan layanan Koridor 6 TransJakarta akan menggunakan APBD 2015. Dalam rapat-rapat yang akan dilakukan dengan SKPD terkait, Andri mengatakan dirinya juga akan mengecek ketersediaan anggaran yang diperlukan. "Supaya cepat, bila ada anggaran yang memungkinkan untuk dipakai di tahun ini, akan kita gunakan," ujar Andri.
Sementara, dari segi pembenahan armada, Direktur Utama PT. Transportasi Jakarta Antonius Kosasih sebelumnya telah menyampaikan perusahaannya akan memanfaatkan habisnya masa kontrak operator di Koridor 6 pada tahun mendatang untuk memberikan syarat peremajaan armada sebelum operator yang bersangkutan dikabulkan perpanjangan kontraknya.
Kosasih mengatakan, PT. Transportasi Jakarta optimis perbaikan kualitas pelayanan akan terjadi karena operator yang bersangkutan telah menyatakan kesiapannya untuk mengganti 211 unit bus yang mereka miliki. "Kami optimis karena pada saat ini pun, operator yang bersangkutan telah menyatakan komitmennya untuk melakukan pengadaan bus dengan cepat. Saat ini sudah ada beberapa bus baru atau ready stock yang siap mereka operasikan dalam pelaksanaan kontrak baru mereka nanti," ujar Kosasih pada Selasa, 13 Oktober 2015.
(mus)