Ratusan Tiket Palsu Warnai Konser Bon Jovi di GBK
Jumat, 11 September 2015 - 21:50 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Tiket palsu mewarnai jalannya konser penyanyi rock asal Amerika Serikat, Bon Jovi, di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat 11 September 2015.
Herman dan Denny, dua penggemar Bon Jovi asal Papua ini mengaku menjadi korban penipuan tiket Konser Bon Jovi. Keduanya memesan tiket online melalui website
www.tiketbonjovi.com
.
Keduanya membeli tiga tiket online melalui website tersebut untuk kelas festival seharga Rp1,3 juta per tiket. Sehingga total uang yang mereka transfer untuk membeli tiket tersebut senilai Rp3,9 juta.
Menurut Herman, saat memesan tiket melalui
www.tiketbonjovi.com
, pihak penjual menyatakan akan menkonfirmasi ulang atau menghubungi kembali H-3 menjelang konser. Namun hingga hari pelaksanaan pihak penjual tak kunjung menghubunginya.
"H-3 tidak dihubungi, sampai hari ini juga tidak ada konfirmasi tiket itu, dan memang itu (tiket) bodong," kata Herman saat ditemui di Senayan.
Herman bersama rekannya nekat datang ke GBK untuk memastikan tiket online yang dia beli. Setelah dikonfirmasi di GBK, tidak ada orang yang bisa dihubungi.
Keinginan Herman dan teman-temannya untuk menonton Konser Bon Jovi akhirnya pupus. Mereka tidak jadi menonton lantaran menjadi korban penipuan tiket online. "Yah gimana lagi, dah jauh-jauh dari Papua ke sini mau nonton Bon Jovi," keluhnya.
Sama kondisinya dengan Herman. Martin juga mengaku menjadi korban penipuan tiket Bon Jovi. Parahnya, tiket yang dibeli Martin dengan harga dua kali lipat harga aslinya ternyata palsu.
Baca Juga :
Penjual Tiket Palsu Konser Bon Jovi Ditangkap
Baca Juga :
Nostalgia 20 Tahun Bon Jovi Konser di Jakarta
Martin mengatakan barcode tiket yang dia beli ternyata tidak terbaca scan. Dia sempat mempertanyakan tiketnya kepada petugas penjaga pintu masuk. Setelah dijelaskan baru dia sadar telah menjadi korban penipuan.
"Petugas tiket bilang hati-hati, ini sudah yang keseratus lebih," katanya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Martin mengatakan barcode tiket yang dia beli ternyata tidak terbaca scan. Dia sempat mempertanyakan tiketnya kepada petugas penjaga pintu masuk. Setelah dijelaskan baru dia sadar telah menjadi korban penipuan.