Ini Pengakuan Pencopet 'Berkarier' Selama 25 Tahun
- Bayu Januar/ VIVA
Tomo menceritakan, Dia mulai jadi copet sejak tahun 1990. Usianya masih 31 tahun waktu itu.
"Ikut-ikutan saja. Semua copet begitu awalnya. Belajar dari ikut-ikutan," ujar Tomo, di Polda Metro Jaya, Jumat 28 Agustus 2015.
Tomo menceritakan, tugas awal menjadi pencopet biasanya seorang bertugas sebagai 'pengerem'. Tugasnya adalah memperlambat jalan korbannya.
Setelah itu, baru jadi 'pendesak', atau yang bertugas memepet korbannya di kiri dan kanan. Lalu, selanjutnya baru jadi 'eksekutor', atau yang bertugas mengambil barang korbannya, menyobet tas korban dan sebagainya.
"Biasanya, setelah copet menjadi 'senior' dan mulai membentuk kelompok sendiri, maka copet senior akan menyerahkan tugas sebagai pendesak dan eksekutor ke anak buahnya dan saya juga sekarang tugasnya jadi pengerem saja," jelas Tomo. Hal itu, disebabkan kelompoknya sekarang berisi copet-copet yang pengalamannya di bawah Tomo.
Tomo mengaku bahwa ia kerap berpindah-pindah kelompok copet selama 25 tahun. Dan, ia kerap pula membentuk kelompok baru. Kini, bekas anak buahnya ada pula yang sudah membentuk kelompok baru.
"Makanya, ada banyak copet yang mangkal di Terminal Pulo Gadung itu dan saling kenal," ungkap Tomo.
Menurut Tomo, copet sama saja seperti karyawan. Terutama, copet-copet yang sudah bekerja lebih dari lima tahun secara konsisten sebagai copet. Punya jam kerja dan keteraturan, serta banyak orang di tempat nongkrong mereka juga sudah tahu siapa dirinya.
***
Sama seperti Tomo, selama 25 tahun jadi copet, Tomo punya keteraturan datang pukul 05.00 di Terminal Pulo Gadung. Di sanalah semuanya berawal.
Sejak pagi buta itulah, Dia bertemu sesama pencopet lainnya di Terminal Pulo Gadung. Nongkrong bersama, tertawa bersama, lalu mengatur jalur masing-masing sebelum berangkat. Ada banyak kelompok copet di sana. Tersusun, mulai dari yang paling muda sampai paling tua seperti Tomo.
Biasanya dalam satu bus, saat awal pagi bus-bus keluar di jam padat, maka hanya ada satu kelompok copet di dalam bus.
"Kenek, atau sopir bus, atau Kopaja dan Metromini itu tahu kalau ada copet, atau tidak di dalam bus mereka. Orang kenal semua kok, setiap hari ketemu," ucap Tomo.
Setahun belakangan ini Tomo mengaku bergabung dengan kelompok barunya. Sesama pencopet tua yang sudah di atas 10 tahun jadi copet.
Sementara itu, Kanit V Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kompol Handik Zusen, mengatakan, pihaknya meringkus Tomo pada 27 Agustus 2015 di Terminal Pulo Gadung. Setelah kerap kali mendapatkan laporan soal aksi pencopetan di dalam Bus Mayasari 57.
Setelah dilakukan penyelidikan, kata Eko, ternyata nama Tomo sudah terkenal sebagai Raja Copet di Bus Mayasari 57 itu. Dia tergolong copet paling tua dan paling senior di sana, bahkan banyak kenek dan sopir Kopaja sudah mengenal Tomo.
"Makanya, polisi mengintai Tomo selama kurang lebih tiga hari. Para korbannya lekas melapor. Setelah tiga hari diintai, barulah Tomo diringkus usai beraksi," kata Handik.
Dari penangkapan Tomo, Polisi menyita barang bukti berupa dua unit ponsel dan uang tunai Rp2,3 juta, di mana dia beraksi selama tiga hari saat polisi mengintai Tomo.
Handik menjelaskan, dalam aksinya Tomo tidak sendirian, dia ditemani tiga rekannya yang saat ini masih buron.
"Tiga temannya, yaitu Yanto Gondrong, Heri, dan Yanto Botak masuk dalam DPO (daftar pencarian orang), Ketiganya juga termasuk copet yang sudah lama beraksi," tutur Handik. (asp)