Disebut Sampah, Warga Bukit Duri Tantang Ahok
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggusur warga Bukit Duri usai menggusur warga Kampung Pulo, Jakarta Timur mungkin tak berjalan semulus yang dipikirkan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Pasalnya, sejak Ahok menyatakan akan segera menerjunkan petugas ke Bkit Duri, warga di bantaran Sungai Ciliwung Bukit Duri sudah menyiapkan diri.
Kabar mengenai penggusuran di Bukti Duri membuat warga setempat resah. Tapi, warga akan berusaha tetap tenang sembari menyiapkan kekuatan menentang rencana itu.
"Sosialisasi resmi dari lurah sama camat belum ada. Tapi kami nonton di TV, Ahok bilang kami mau digusur juga, ya dengar kabar gitu resah juga kami jadinya," kata Jasandi, Ketua RT 05, RW 12 Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Senin 24 Agustus.
Baca juga:
Pria yang akrab disapa Jek ini juga mengaku, sempat terkejut mendengar ucapan Ahok yang mengatakan Bukit Duri akan segera digusur setelah Kampung Pulo selesai.
"Kaget juga, sosialisasi belum ada, lurah, camat belum ke sini. Tapi Ahok ngomong di media ini (Bukit Duri) mau digusur," ucap Jek.
Jek menegaskan, warga Bukit Duri bukanlah warga liar. Dia juga mengaku selalu membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
"Kami ini bukan warga liar kayak yang dibilang Ahok. Kami ini taat pajak, selalu bayar PBB. Jadi nggak terima dikatain sampah, dibilang warga liar," kata Jek.
Sebenarnya, lanjut Jek, warga di Bukit Duri bukan tidak mau digusur. Mereka mau saja digusur asalkan rencana itu di musyawarahkan terlebih dahulu.
"Kami akan dukung kok programnya, yang penting asal dibicarain dulu maunya kita gimana, kompensasinya juga jelas," ucapnya.
Pria asli kelahiran Bukit Duri tersebut juga mengatakan telah berdiskusi dengan warga lainnya terkait rencana pemerintah untuk menggusur warga Bukit Duri yag berada di bantaran Sungai Ciliwung.
Bahkan dia juga berencana mengajukan gugatan jika hak-hak warga tidak dipenuhi. "Ya, untuk hadapi itu, kami sudah susun kekuatan," ujar Jek.
Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menjalankan proyek normalisasi Sungai Ciliwung untuk menanggulangi banjir yang kerap kali menjadi musuh Ibu kota Jakarta.
Demi kepentingan tersebut, warga yang tinggal di bantaran Sungai Ciliueng akan direlokasi ke tempat yang lebih layak. Baca selengkapnya: (ase)