Yopi, Mahasiswa yang Ajak Setubuh Sepupu Sebelum Tewas
- iStock
VIVA.co.id - Kasus bunuh diri mahasiswa Universitas Trisakti, yang lompat dari kamar apartemennya di lantai 28 Apartemen Royal Mediterania, Tanjung Duren, akhirnya terungkap. Korban Yopi Fauzi Suparanto (23), ternyata bunuh diri lantaran malu setelah ditolak sepupunya sendiri berhubungan badan.
Kanit Reskrim Polsek Tanjung Duren, Ajun Komisaris Antonius, mengatakan, telah memeriksa semua saksi, termasuk saksi Fr, sepupu korban yang tinggal bersamanya sejak September 2014 lalu.
"Kita sudah memeriksa sepupu korban Fr, dari dia kita memperoleh semua keterangan terkait korban, karena dia tinggal bersama korban selama ini," kata Antonius kepada VIVA.co.id.
Antonius memastikan Yopi bunuh diri karena posisi jatuhnya yang berjauhan dengan posisi balkon kamar. Sementara untuk penyebabnya, ia malu dan sempat bertengkar dengan sepupunya Fr, bukan dengan pacarnya De yang diberitakan selama ini.
"Dia lompat, makanya posisinya jauh sekitar 15 meter dari tempat dia lompat dari balkon," kata Antonius.
Dari sumber yang didapat kepolisian, selama ini Yopi tinggal bersama sepupunya berinisal Fr (27) yang sehari-hari bekerja di salah satu bank di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat.
Yopi selama ini memang dikenal sosok yang mempunyai banyak masalah pribadi. Bahkan dua tahun lalu, Yopi sempat menjalani rehabilitasi ketergantungan narkoba. Ditambah lagi, belakangan, Yopi bermasalah dengan asmaranya. Sejak bulan puasa lalu, Yopi putus dengan pacarnya berinisial De. Yopi kemudian belakangan sering menyampaikan curahan hatinya dengan Fr, yang sudah tinggal bersama dengannya sejak bulan September 2014 lalu.
Namun belakangan, saat curhat, Yopi kerap merayu Fr untuk berhubungan badan. Ia tergiur kemolekan tubuh Fr. Ditambah lagi, keduanya walaupun sepupu kandung, baru bertemu ketika dewasa di Jakarta, saat Yopi kuliah dan Fr bekerja. Yopi sebelumnya tinggal di Kalimantan, dan Fr warga Banjarnegara.
Selama ini, Yopi kerap memperhatikan tubuh Fr, dan selalu membuka pintu kamar Fr, dengan dalih pintu kamar Fr tidak bisa ditutup dan ingin memasang antena televisi. Sekali waktu, saat pintu kamar Fr tertutup, Fr sengaja memberikan tanda di sekitar pintu kamar, yang kemudian tanda itu bergeser ketika pagi yang berarti pintu kamarnya ada yang membuka.
"Selama ini Fr tidak mempermasalahkan tingkah Yopi yang mulai aneh kepadanya, apalagi kamar apartemen yang ditinggali mereka adalah milik orangtua Yopi," kata sumber tersebut.
Pada saat malam sebelum kejadian, Yopi curhat dengan Fr. Ia mengatakan patah hati, saat mengetahui bulan puasa lalu, pacarnya De sudah memiliki kekasih lain. "Saya sudah ditinggal pacar, dijauhi teman di kampus," curhat Yopi kepada Fr.
Pada momen itu, Yopi kembali melancarkan rayuannya kepada Fr untuk mengajak berhubungan badan. Bahkan, Yopi mengaku kepada Fr pernah mencuri celana dalam Fr.
Diduga, Yopi semenjak putus dengan De, tidak ada lagi tempat menyalurkan hasrat seksualnya sehingga ingin mencicipi tubuh sepupunya sendiri. Apalagi sebelumnya, saat masih berpacaran dengan De, Yopi acap kali membawa De ke kamar apartemennya.
Yopi merayu Fr dengan kata-kata kotor seperti, "kamu suka bu* saya enggak?".
Lantaran itu Fr marah besar kepada Yopi. Yopi malah semakin menjadi dengan memegang-megang Fr hingga Fr menangis, dan mengancam akan mengadukan kelakuan Yopi kepada orangtuanya.
"Yopi terus berusaha merayu Fr dengan cara memeluk dan memegang-megang Fr, hingga pukul 12 malam. Sehingga malam itu Fr tidak nyenyak tidur, lalu Fr mengadu ke orangtua Yopi melalui pesan singkat, sembari berjaga dan waspada takut diperkosa Yopi," ujar Antonius.
Pada malam itu, sempat terjadi pertengkaran antara Yopi dan Fr, karena Fr menolak diajak berhubungan badan. Pertengkaran mereka bahkan terdengar tukang laundry apartemen, yang kemudian menjadi saksi dan dimintai keterangan oleh polisi.
Pagi hari sebelum kejadian, Yopi kembali membujuk-bujuk Fr. Yopi juga menunjukkan foto mantan pacarnya De kepada Fr, dan meminta Fr jangan bercerita macam-macam kepada orangtuanya.
Pukul 06.30 pagi, Fr berangkat ke tempat kerjanya dan meninggalkan Yopi sendiri. Sebelumnya, Fr sudah mengontak dan memastikan orangtua Yopi datang ke Jakarta untuk menemui anaknya setelah dilaporkan Fr.
Ternyata, orangtua Yopi datang ke Jakarta "benar-benar" menjemput Yopi, membawa jenazahnya ke Kalimantan, setelah Yopi tewas lompat dari apartemennya di lantai 28.
Diketahui, orangtua Yopi tidak terlalu terkejut dengan kejadian yang disebabkan tingkah laku Yopi yang "aneh" kepada sepupunya, karena sudah mengetahui karakter Yopi selama ini.