Tersangkut Kasus Pelecehan Seksual, Warga Irak Dideportasi

Hamil dan tak dinikahi, remaja 15 tahun laporkan pacar ke polisi. (Ilustrasi)
Sumber :
  • VIVAnews/ Faddy Ravydera

VIVA.co.id - Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti mengatakan, aparat Polda Metro Jaya menangani kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh Hussein Hashim, pengungsi asal Irak.

Pelecehan Seksual Terjadi di Perkampungan Atlet Olimpiade

Dia diduga melecehkan dua orang perempuan di Apartemen Kalibata City pada waktu berbeda di lift.

Kombes Krishna menjelaskan, aparat kepolisian telah melakukan pemeriksaan terhadap tersangka. Dia menjelaskan, polisi sempat menahan tersangka selama 1 x 24 jam. Kemudian, polisi menyerahkan pria tersebut ke bagian Imigrasi untuk dilakukan pengusiran paksa.

"Tersangka sudah kami tangani dan bekerja sama dengan pihak Imigrasi. Kami meminta deportasi tadi malam. Kami serahkan ke Imigrasi," ujar Krishna di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat 26 Juni 2015.

Krishna menjelaskan, deportasi dinilai sebagai hukuman terberat bagi seorang pengungsi. Oleh karena itu, daripada menuntutnya secara pidana dengan proses panjang dan kalau tidak cukup bukti tak ditahan, maka dipilih mendeportasi pengungsi tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun VIVA.co.id, kejadian dugaan pelecehan yang dilakukan WN Irak tersebut dilakukan sebanyak dua kali terhadap perempuan penghuni Apartemen Kalibata City.

Kejadian pertama dilakukan terhadap perempuan penghuni apartemen yang berstatus mahasiswi dan memakai jilbab pada Senin 22 Juni 2015.

Hussein mencoba memeluk dan mencium korban di dalam lift. Kejadian ini dilaporkan ke petugas satpam.

Peristiwa kedua menimpa seorang penghuni perempuan lainnya pada Rabu 24 Juni 2015. Hussein memegang bokong perempuan itu saat berada di dalam lift.

Kemudian, perempuan itu melaporkan ke petugas keamanan apartemen. Lantaran sudah dua kali menerima laporan, satpam kemudian menangkap Hussein.