Didemo Mahasiswa, Ini Reaksi Direktur Pasar Jaya
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Direktur PD Pasar Jaya, Djangga Lubis, menduga para mahasiswa yang mendemonya sudah dipesan. Seperti diberitakan, sejumlah mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di kantor PD Pasar Jaya terkait tuduhan korupsi.
"Ini saya duga ada yang pesan," kata Djangga usai menyaksikan aksi para pendemonya, di depan kantor pusat PD Pasar Jaya di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, pada Senin 22 Juni 2015.
Namun, Djangga tak dapat menjelaskan siapa pihak yang diduganya ada di balik aksi tersebut. "Mungkin ada yang mesan atau apa enggak ngerti," ujar Djangga.
Menurutnya, ia sempat mengundang mahasiswa untuk dialog. Tetapi, para mahasiswa menolak berbicara dengannya dan melakukan aksi. Djangga membantah melakukan tuduhan korupsi seperti yang disebut para mahasiswa. "Di sini mana bisa korupsi, kalau korupsi di penjaralah," ujarnya.
Sebelumnya, para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Untuk Pasar Tradisional (AMT) melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Pusat Pasar Jaya di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, Senin 22 Juni 2015. Mahasiswa yang mengunjuk rasa menuduh Direktur PD Pasar Jaya Djangga Lubis melakukan tindak pidana korupsi.
Bertepat di depan pintu masuk Pasar Pramuka para mahasiswa ini melakukan orasi sambil meneriakan yel. Para mahasiswa menuduh Djangga Lubis melakukan korupsi pada anggaran penyertaan modal pemerintah (PMP) di tahun 2014.
"Djangga Lubis melakukan korupsi Rp26 miliar dari anggaran tahun 2014 sebesar Rp170 miliar," teriak salah satu orator yang mengenakan almamater perguruan tinggi di Cikini, Jakarta Pusat.
Mahasiswa menganggap, Djangga Lubis telah gagal memanfaatkan dana PMP tersebut untuk melakukan revitalisasi pasar. Sebab, sebut mahasiswa, dari dana PMP Rp 170 miliar, PD Pasar Jaya hanya dapat melakukan pembangunan 10 titik pasar rakyat dengan pemakaian anggaran Rp 144 miliar. "Sisanya Rp 26 miliar ke mana?. Ini suatu permainan yang dilakukan Direktur PD Pasar Jaya dan lainnya," seru mahasiswa.
Mahasiswa juga menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama untuk mencopot Djangga Lubis sebagai direktur. Mereka juga menuntut adanya transparasi penggunaan anggaran revitaliasasi pasar yang telah terpakai. (ren)