Warga Langganan Banjir Antusias Ikut Undian Rusun
- VIVAnews/Alfin Tofler
VIVA.co.id - Dalam waktu dekat, warga Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur akan menempati hunian baru. Mereka segera direlokasi ke rumah susun (rusun) Jatinegara Barat setelah proses pengundian rusun yang dimulai sejak Sabtu 6 Juni 2015 itu selesai.
Tercatat, ada 475 kepala keluarga (KK) dari 31 RT dan 3 RW yang akan direlokasi ke rusun yang mempunyai dua tower dengan 16 lantai itu.
Berdasarkan pengamatan, rusun yang terletak di Jalan Jatinegara Barat itu sudah ramai didatangi warga Kampung Pulo sejak kemarin pagi. Hingga siang hari, pada hari ketiga pengundian rusun itu sudah tercatat 348 warga yang ikut pengundian rusun.
"Pada Sabtu, hari pertama pengundian ada 71, lalu nomor antrean kami ambil dari nol lagi, hingga kemarin sudah 348, artinya sudah 400 lebih yang ambil undian," kata Lurah Kampung Melayu, Bambang Pangestu kepada VIVA.co.id, Senin, 8 Juni 2015.
Rencananya, hari ini merupakan hari terakhir pengundian, namun Bambang mengaku akan melihat kondisi, jika ada permintaan warga, akan diperpanjang.
Sejauh ini, ia menilai warga sangat antusias untuk pindah ke rusun. Meski ada beberapa yang merasa keberatan, ia menjamin warga akan bisa menerima dengan lapang dada untuk dipindahkan.
"Dari mereka kan minta ganti rugi uang, tapi pemerintah kasihnya ganti rugi rusun. Mereka masih berharap untuk ganti rugi, tapi mereka pilihannya daripada ganti rugi enggak, rusunawa enggak, ya udah lah yang di depan mata, rusun saja diambil," katanya.
Tiga bulan pertama gratis
Dikatakan Bambang, syarat yang harus dipenuhi warga untuk mendapatkan rusun di antaranya, warga harus menyerahkan fotokopi KTP, KK. dan membuka rekening Bank DKI untuk proses pembayaran autodebet iuran rusun.
Adapun besaran iuran yang dikenakan, warga diwajibkan membayar iuran pengelolaan lingkungan (IPL) sebesar Rp300 ribu atau dicicil Rp10 ribu per hari. Sementara itu, penggunaan listrik akan dibebankan kepada warga.
"Tapi, untuk tiga bulan pertama gratis, selanjutnya baru dikenakan biaya," ujarnya.
Setelah pengundian selesai, kata Bambang, selanjutnya warga akan mendapatkan kunci rusun. Warga juga diminta untuk membongkar rumah milik mereka masing-masing.
"Jadi, setelah dapat kunci, mereka bongkar rumahnya sendiri-sendiri sampai batas waktu tanggal 28 Juni nanti. Kalau tidak dibongkar, dari pemkot dan pemprov yang akan bongkar," ujar dia.
Sementara itu, Tarmuji, 76, salah seorang warga yang ikut undian mengaku pasrah harus pindah ke rusun. Meski ada rasa keberatan, ia mengaku tidak banyak pilihan dan harus segera pindah ke rusun.
"Keberatan, karena kami nggak dapat uang ganti rugi. Tapi, mau nggak mau harus pindah, daripada nggak dapat rusun, rumah juga habis dibongkar, ya sudah pindah saja," ujar warga RT 16/03 itu.
Adapun biaya yang dibebankan, ia mengaku sedikit keberatan. Namun demikian, ia harus siap terima dan juga dipindah.
"Walaupun tiga bulan gratis, tapi selanjutnya kan bayar, belum listriknya. Kalau rumah lama kan cuma listrik," tuturnya.
"Lalu, untuk jarak rusun nggak masalah. Karena, jarak dari rumah lama ke rusun juga nggak jauh, jadi nggak berpengaruh, hanya di iurannya saja yang jadi pikiran," kata pria yang mengaku sejak lahir tinggal di wilayah langganan banjir itu.