Sosiolog: Pesta Bikini Pelajar Bukti Kesalahan Pemerintah
Selasa, 28 April 2015 - 13:00 WIB
Sumber :
- twitter.com/Divine_prod
VIVA.co.id
- Pengamat sosial Universitas Nasional, Nia Elvina menilai, pihak penyelanggara, alias
event organizer
(EO) pesta bikini tak sepenuh salah. Sebab, penyelanggara murni menggelar acara itu, karena mencari keuntungan dari kesalahan pemerintah.
Menurut Nia, yang paling bersalah dan bertanggung jawab atas rusaknya moral anak bangsa, terutama pelajar sekolah menengah atas (SMA) adalah pemerintah.
Baca Juga :
Kasus Pesta Bikini SMA Jakarta Berujung Damai
Menurut Nia, yang paling bersalah dan bertanggung jawab atas rusaknya moral anak bangsa, terutama pelajar sekolah menengah atas (SMA) adalah pemerintah.
Sebab, menurut Nia, acara seperti pesta bikini tidak akan terselenggara jika seandainya pemerintah telah menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan remaja sebagai benteng dari pengaruh negatif sebuah kemajuan teknologi.
"Anak-anak di Amerika sudah masuk ke
boarding school
, atau sekolah asrama, karena mereka tahu betapa bahayanya pengaruh dari media dan televisi. Di asrama
no gadget
,
no televisi
, ini didasari atas kesadaran mereka atas menurunnya tingkat kecerdasan anak-anak di sana. Nah, kita malah mengadopsi budaya yang di sana justru sudah ditinggalkan," kata Nia, Selasa 28 April 2015.
Nia mengatakan, seharusnya pemerintah hadir sebagai pencegah budaya asing menyimpang yang setiap saat mengancam generasi muda Indonesia.
"Pemerintah tunggu heboh dulu baru beraksi, harusnya sebelum-sebelumnya sudah ada aksi pencegahan, jangan sampai kultur rendahan dari luar itu mewabah," katanya.
Seperti diketahui, sedianya pesta itu akan diadakan pada 25 April 2015 pada pukul 22.00 WIB di kolam renang The Media Hotel and Towers, Jakarta Pusat.
Dalam undangan, dicantumkan bahwa penyelenggara pesta itu adalah sebuah EO bernama 'Divine Production'. Sejumlah SMA di Jakarta dan Bekasi, disebut telah mendukung penyelenggaraan acara itu. (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sebab, menurut Nia, acara seperti pesta bikini tidak akan terselenggara jika seandainya pemerintah telah menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan remaja sebagai benteng dari pengaruh negatif sebuah kemajuan teknologi.