Bangkai Tubuh yang Mengambang di Ciliwung itu Nyai Dasima
- tropenmuseum.nl
Saat mayat Nyai Dasima tersangkut, salah seorang pembantu Tuan W yang akan memandikan Nancy, anak W, menemukannya. Karena takut, pembantu itu melaporkannya kepada Tuan W. Mengetahui itu mayat Nyai Dasima, Tuan W melaporkannya kepada kepala kampung dan polisi. Tanpa membuang waktu lagi, mereka segera mengusutnya.
Tuan Edward sangat terpukul dan menangis, setelah melihat bangkai tubuh yang telah rusak mengenaskan itu ternyata Nyai Dasima, istri simpanannya. Tuan Edward segera melaporkan ke polisi tentang kematian Nyai Dasima.
Di depan polisi, Tuan Edward mengaku bahwa Nyai Dasima adalah istrinya. Karena pengaduan tersebut, polisi Distrik Weltevreden menganggap hal ini sebagai persoalan serius yang bisa mengancam jiwa setiap orang Eropa, khususnya Belanda.
Polisi menerapkan cara mengadakan sayembara berhadiah 200 pasmat bagi siapa saja yang bisa memberikan keterangan akurat tentang siapa pembunuh Nyai Dasima.
Tergiur oleh jumlah uang, Kuntum, Musanip, dan Ganip, tak khawatir kemungkinan kemarahan Bang Puase di kemudian hari. Mereka melaporkan kepada polisi tentang kejadian yang dilihat.
“Jadi Si Puase yang bunuh itu Madam Edward?”
“Betul, Tuan.”
“Bagus, kamu orang pantas diberi hadiah.”
“Tapi kami takut, Tuan.”
“Takut apa?”
“Takut ame Bang Puase.”
“Ne, kamu orang jangan takut.”
Atas dasar laporan dan kesaksian tersebut, polisi menangkap Bang Puase beserta barang bukti golok yang belum sempat dia bersihkan dari darah Nyai Dasima.
Maka, pelaku pembunuhan, yaitu Bang Puase ditangkap, kemudian dijebloskan ke penjara. Setelah persidangan, ia dihukum gantung.
Sedangkan Samiun melarikan diri dan tak kembali lagi ke Kwitang, karena takut ditangkap. Sebab, dialah sebenarnya dalang yang menyewa Bang Puase untuk membunuh Nyai Dasima. TAMAT
Cerita sebelumnya:
(asp)