Legenda Nyai Dasima (2): Diperdaya dengan Ilmu Hitam

Nyai Dasima
Sumber :
  • Wikipedia

VIVA.co.id - Seorang lelaki tukang sado lokal bernama Samiun yang beruntung, karena punya paman seorang tentara dengan jabatan Komandan Onder Distrik Gambir, sehingga punya peluang untuk berkesempatan masuk ke rumah Nyai Dasima atas urusan pamannya.

Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol

Baca cerita sebelumnya:

Samiun, sekali pun telah beristerikan Hayati, saat melihat Nyai Dasima goncanglah ketahanan jiwanya. Hayati, isterinya yang dulu dipuja dan diburu kini baginya hampir bagaikan kendaraan tua rongsokan. Nyai Dasima ibarat kereta kencana para raja.

Samiun tergila-gila dan merubuhkan pilar imannya, menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan seorang Nyai Dasima yang di matanya bagaikan Cleopatra seperti dalam Mitologi Yunani. Atau bagaikan Sinta dalam cerita pewayangan.

Samiun dengan segala daya upaya mengumpulkan uang, lalu mencari Haji Salihun di Pecenongan untuk minta guna-guna agar bisa memetik kuntum Pejambon, Nyai Dasima yang cantik rupawan.

Samiun dengan akal liciknya berhasil menyuap Mak Buyung untuk menjadi perantara sekaligus ujung tombak panah asmaranya agar bisa menancap di relung hati Nyai Dasima. Berbekal sehelai rambut Nyai Dasima yang diperoleh lewat tangan kotor, Mak Buyung mulai mengendalikan permainan mistik.

Nyai Dasima berubah, kini Samiun di matanya adalah pria tergagah di Batavia, yang tak sebanding bilamana dijejer dengan Edward yang tak lebih dari lelaki tua karatan yang tak ada harga di Pasar Senen.

Melalui permainan mistik, Nyai Dasima menyongsong Samiun yang menanti di tepi kali dengan getek bambu. Mereka pergi ke rumah Mak Soleha, ibunya Samiun. Nyai Dasima menetap di rumah itu, di bilangan Kwitang yang dulunya berawal dari kata Kwee Tang Kiam, seorang pendekar China di Batavia yang terkenal di masanya.

Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI

Jembatan Kwitang pada 1860

Jembatan Kwitang di Jakarta Pusat, tempat pertemuan Nyai Dasima dengan Samiun. Foto ini diambil pada 1860 (kitlv)

Pria Ini Sampaikan Kemerdekaan Indonesia ke Dunia

Jembatan Kwitang saat ini

Jembatan Kwitang di Jakarta Pusat, tempat pertemuan Nyai Dasima dengan Samiun. Foto ini diambil beberapa waktu lalu. (VIVA.co.id/Dody Handoko)

Sebelum menggelar rencana, Samiun telah berkolusi dengan Hayati sang isteri. Dengan janji harta untuk Hayati, disetujui Samiun menikahi Nyai Dasima dengan harapan dapat meraup harta. Persetujuan isterinya membuat Samiun percaya diri  mendapatkan Nyai Dasima.

Perempuan cantik kembangnya Pejambon, kini berada dalam rumahnya, menurutnya seperti kerbau dicucuk hidungnya. Samiun memanggil penghulu agama dan pernikahan dilangsungkan. Ketika pernikahan berlangsung di tangan Nyai Dasima ada nilai harta sebesar 6.000 Gulden, suatu jumlah yang sungguh banyak dibanding gaji seorang wedana di Batavia tak lebih dari 50 Gulden.

Samiun menyayangi Nyai Dasima, demikian juga dengan Mak Soleha, serta Hayati istri pertamanya. Namun berangsur hari semakin surut rasa sayang tersebut karena harta yang dibawa Nyai Dasima semakin berkurang dan akhirnya ludes. Kini, Nyai Dasima justru menjadi beban mereka. Sebenarnya masih ada hartanya, tetapi di Pejambon dan itu tak mungkin diambil.

Melihat perilaku Hayati, Mak Soleha dan Samiun yang berubah total, Nyai Dasima sadar bahwa dia menjadi objek Samiun, Hayati, dan Mak Soleha. Nyai Dasima tak tahan lagi dan minta cerai. Samiun setuju menceraikan dengan syarat harta Nyai Dasima yang ada di Pejambon pemberian tuan Edward harus diserahkan pada Samiun.

Hayati sangat berperan dalam menentukan langkah Samiun. Hayati terus mendesak agar Samiun bisa memperoleh harta Nyai Dasima. Dengan berbagai upaya Samiun mencoba melunakkan hati Nyai Dasima agar bersedia mengalihkan hartanya, tetapi hal itu sulit dilakukan Nyai Dasima.

Tidak mungkin ia kembali ke Pejambon menemui tuan Edward, jangan-jangan kemurkaan dan penjara yang didapatnya karena telah mempermalukan Tuan Edward di mata orang Belanda dan Eropa umumnya.

Bersambung...


Kami akan mengulas kisah Nyai Dasimah yang berbeda dengan yang lain dalam beberapa tulisan. Tulisan akan terbit setiap pagi. Nantikan tulisan-tulisan selanjutnya.







![vivamore="Baca Juga :"]


[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya