Kisah Beda Si Pitung 8: Hari Kematian Jagoan Betawi

Ilustrasi Si Pitung
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko
VIVA.co.id
Kisah Pelukis Arwah Si Manis Jembatan Ancol
- Djiih, sahabatnya Si Pitung ditangkap kembali di kampung halamannya, ketika sedang menderita sakit. Pada saat itu, Djiih pulang ke kampung halamannya untuk memperoleh pengobatan. Kemudian, dia pindah ke rumah orangtua yang dikenal.

Cerita Bung Karno Jadi Model Patung Bundaran HI

Kepala kampung pada saat itu (Djoeragan) melaporkannya ke Demang, kemudian memerintahkan tentara untuk menangkap Djiih di rumahnya. Karena dia terlalu sakit, ia tidak berdaya untuk melawan, walaupun pada saat itu pistol dalam jangkauannya (Hindia Olanda 19-8-1893:2).

Dia menyerah tanpa perlawanan. Untuk menutupi hal ini, kemudian Pemerintah Belanda melansir di Java-Bode (15-8-1893:2) bahwa Djiih kabur ke Singapura. Informan yang bertanggung jawab melaporkan Djiih, kemudian ditembak mati oleh Pitung di suatu tempat yang tak jauh dari Batavia beberapa minggu kemudian.

'Itoe djoeragan koetika ketemoe Si Pitoeng betoelan di tempat sepi, troes Si djoeragan menjikip pada Si Pitoeng dan dari tjipetnja Si Pitoeng troes ambil pestolnja dari pinjang, lantas tembak si djoeragan itoe menjadi mati itoe tempat djoega.’ (Hindia Olanda 1-9-1893:2.)

Hinne menekan Haji Naipin (Guru Si Pitung) untuk membuka rahasia kesaktian si Pitung. Akhirnya, diketahui kesaktian tersebut berupa “jimat”, sehingga Hinne dapat menangkap Si Pitung secara lebih cepat.

Versi lainya menyatakan bahwa Pitung dikhianati oleh temannya sendiri (kecuali Djiih), walaupun versi ini diragukan kebenarannya. Tetapi, menurut versi film Si Pitung Banteng Betawi (1971), ia dikhianati oleh Somad yang memberitahukan kelemahan Pitung untuk mengambil jimatnya.

Kisah lainnya menyatakan bahwa Pitung telah diambil Jimat Kerisnya, sehingga kesaktiannya menjadi lemah. Versi lainnya mengatakan bahwa kesaktian Pitung hilang, setelah dipotong rambut, dan versi lain mengatakan bahwa kesaktiannya hilang karena seseorang melemparkan telur.

Beberapa bulan kemudian, di Oktober, Kepala Polisi Hinne mempelajari dari informan bahwa Pitung terlihat di Kampung Bambu, kampung di antara Tanjung Priok dan Meester Cornelis. Kemudian, dalam perjalanan, Hinne diberi laporan bahwa Pitung telah pindah ke arah pekuburan di Tanah Abang (Hindia Olanda 18-10-1893). Kemudian, Hinne menembaknya dalam penyergapan itu.

Pitung ditembak di tangan, kemudian Pitung membalasnya. Kemudian, Hinne menembak kedua kalinya, tetapi meleset, dan peluru ketiga mengenai dada dan membuatnya terjerembap di tanah. Sehari sesudah kematiannya, Senin, pukul 17.00, jenazahnya dibawa ke pemakaman Kampung Baru.

Cerita sebelumnya:

Memoles Potensi Wisata 'Kampung Si Pitung' Marunda


Bersambung ...

Kami akan mengulas kisah Si Pitung yang berbeda dengan yang lain dalam beberapa tulisan. Tulisan akan terbit setiap pagi. Nantikan tulisan-tulisan selanjutnya.

(asp)


![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya