Wacana Kurangi Jam Kerja, Ini Respons Wanita Karier

Tenaga Kerja Wanita di Jakarta
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla berencana mengurangi jam kerja bagi pekerja wanita selama dua jam, yakni satu jam di awal dan satu jam di akhir. JK, begitu sapaannya, beralasan bahwa perempuan harus mempunyai waktu lebih untuk mengurus anak-anak dan keluarga.
Siapa Cepat Dia Dapat, Yuk Klaim Saldo DANA Gratis Rp200 Ribu Hari Ini, Rabu 8 Januari 2025!

Rencana JK ini rupanya mendapat dukungan dari para pekerja wanita di Jakarta. Mereka setuju aturan itu diterapkan demi keamanan dan keselamatan para wanita, khususnya yang telah memiliki anak.
Kondisinya Memprihatinkan, Nikita Mirzani Temukan Ayah Kandung Isa Zega di Kampung Diduga Ditelantarkan

"Lebih bagus, untuk keamanan juga, apalagi buat ibu-ibu berumah tangga dan untuk mengurangi kepadatan penumpang," ucap Putri, salah seorang karyawan bank di Jakarta, Kamis, 27 November 2014.
Viral! Beberapa Anak SD Review Makan Bergizi Gratis dan Tak Dihabiskan, Alasannya...

Senada dengan Putri, Ani, salah satu karyawan swasta, sepakat aturan itu diberlakukan karena wanita menjadi punya lebih banyak waktu di rumah dan bisa bersosilisasi dengan tetangga-tetangga di lingkungan rumah.

Sementara, karyawan wanita lainnya, Vera, mengatakan sebaiknya pemerintah memberlakukan aturan itu pada jam pulang kantor.

"Setuju, tapi waktunya diberlakukan dua jam sebelum pulang kantor," kata dia.

Wacana kebijakan itu akan diterapkan pemerintah. Wapres Jusuf Kalla ingin para ibu juga sempat mengurus anaknya di rumah.

Sikap tak acuh ibu, kata JK, membuat anak-anak saat ini tidak tumbuh dengan baik. "Ibu-ibu muda jangan jam 5 sudah pergi kantor, akhirnya anaknya bangun pun tidak. Akhirnya anak itu menjadi tidak bersama-sama ibunya dengan baik," ujar pria asal Makasar itu.

Laporan: Syaeful
Ilustrasi: Tumpukan emas batangan pada uang kertas dolar AS.

Harga Emas Hari Ini 8 Januari 2025: Global Stabil, Antam Nanjak Jadi Segini

Harga emas internasional mendatar pada Rabu, 8 Januari 2025. Itu terjadi karena tekanan dari imbal hasil treasury AS yang lebih tinggi dan dolar yang lebih kuat.

img_title
VIVA.co.id
8 Januari 2025