Kemenhub: Pintu Perlintasan Kereta Dulunya Untuk Binatang
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Direktur Keselamatan Perkeretaapian dari Kementerian Perhubungan, Hermanto Dwiatmoko, mengungkapkan bahwa dulunya perlintasan kereta api dibuat untuk menghalangi binatang agar tidak masuk ke perlintasan kereta api. Itu dilakukan sejak jaman penjajahan Belanda.
Dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Sabtu, 14 Desember 2013, Hermanto mengungkapan, jalur kereta saat ini harusnya seperti jalan tol yang steril dari berbagai macam gangguan.
"Terkait kejadian kemarin seharusnya cara yang digunakan terhadap binatang ini harusnya lebih berdampak pada manusia yang memiliki akal," katanya.
Hermanto menambahkan, sebaik apapun infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah jika tidak dilengkapi oleh kesadaran masyarakat tidak akan banyak berguna.
Ia mencontohkan, seharusnya perlintasan yang ada saat ini sudah cukup karena terdapat rambu-rambu, sirine, palang pintu yang menegaskan adanya bahaya.
Daerah Rawan
Untuk persoalan infrastruktur seperti flyover dan underpass, Hermanto memastikan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pemda DKI Jakarta untuk pembangunannya. Ia berharap pada awal tahun depan pembangunan flyover dan underpass di tempat yang dinilai rawan harus sudah berjalan.
Penilaian tingkat kerawanan ini sendiri menurutnya melihat dari berbagai aspek. Dua diantaranya adalah lalu lintas harian (LHR) dan juga traffic kereta yang lewat.
Saat ini ada lima daerah yang dinilai pemerintah sebagai area rawan. Daerah tersebut adalah Pondok Betung-Bintaro, Permata Hijau, Cipinang Lontar, Jalan Panjang-Jakarta Barat dan dekat Polres Tanggerang.
Daerah-daerah ini yang nantinya akan dibangunkan flyover atau underpass yang akan mulai dibangun taun depan. (ren)