Digusur, Seribu PKL Nyaris Bentrok Dengan Satpol PP
Minggu, 8 Desember 2013 - 15:16 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Zahrul Darmawan (Depok)
VIVAnews
- Aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Depok gencar membongkar sejumlah bangunan liar dan lapak pedagang yang berada di kawasan terlarang. Hari ini Minggu 8 Desmeber 2013, sebanyak 1.070 lapak pedagang kaki lima di Jalan Merdeka, Sukmajaya tergusur akibat penertiban tersebut.
Sempat terjadi ketegangan antara aparat dan pedagang. Beruntung, hal itu dapat diredam oleh masing-masing pihak setelah sebelumnya melakukan perundingan. Kesepakatannya, pedagang minta relokasi segera dilakukan.
Baca Juga :
Kinerja Mendes Dinilai Baik, Eks Aktivis IMM: Positif Wujudkan Asta Cita Keenam Presiden Prabowo
Sempat terjadi ketegangan antara aparat dan pedagang. Beruntung, hal itu dapat diredam oleh masing-masing pihak setelah sebelumnya melakukan perundingan. Kesepakatannya, pedagang minta relokasi segera dilakukan.
Baca Juga :
E-Commerce Ini Perkuat Komitmen Dukung UMKM dan Brand Lokal dengan Inovasi Teknologi dan Logistik Terpadu
"Kami ini kan butuh makan, kalau di sini tidak boleh di sana tidak boleh lalu kemana kita cari nafkah? Ini urusan perut," kata Udin salah satu pedagang pakaian pada wartawan.
Kasatpol PP Kota Depok, Gandara Budiana menjelaskan, penertiban ini dilakukan lantaran kawasan tersebut adalah salah satu taman kota dan merupakan jalan alternatif. Para pedagang, yang hampir sebagian besar menggunakan bangunan semi permanen ini dinilai Gandara telah melanggar ketertiban umum.
"Keberadaan mereka menganggu warga yang ada disekitar situ. Bukan itu saja, akses yang dilalui pun jadi tersendat. Untuk itulah kami perlu melakukan tindakan tegas setelah sebelumnya melayangkan surat peringatan sampai tiga kali," ujarnya.
Selain menertibkan para PKL, Satpol PP bersama aparat gabungan TNI-Polri ini juga telah membongkar ratusan bangunan liar yang berada di bantaran kali dan bahu jalan. Alasannya, ini dilakukan untuk mengantisipasi banjir. (adi)
Halaman Selanjutnya
"Kami ini kan butuh makan, kalau di sini tidak boleh di sana tidak boleh lalu kemana kita cari nafkah? Ini urusan perut," kata Udin salah satu pedagang pakaian pada wartawan.