Liput Unjuk Rasa, Wartawan Dipukuli Polisi
- ANTARA/Yudhi Mahatma
VIVAnews - Kekerasan terhadap jurnalis kembali terjadi, kali ini menimpa sejumlah pekerja media di Surabaya Jawa Timur.
Beberapa wartawan yang meliput aksi unjuk rasa di Taman Surya, Balai Kota Surabaya, menjadi korban pemukulan petugas polisi.
Mereka adalah Septa, kontributor Radio El Shinta, Lukman Rozak kontributor Trans7 dan Joko Hermanto reporter TVRI Surabaya.
"Itu bermula saat ada demonstrasi masa Falun Dafa di depan Taman Surya, Surabaya Sabtu 7 Mei 2011," kata Septa.
Aksi damai yang ingin menyuarakan hak azasi kelompok tersebut itu berubah ricuh, saat polisi yang mengawal aksi berusaha membubarkan paksa massa.
Demi mendapat momen dan adegan gambar yang penting, sejumlah kamerawan mendekat untuk mengabadikan suasana kejadian. Namun, tak cuma membubarkan massa aksi, ternyata polisi juga menghalau para wartawan untuk tidak merekam tindakan keras polisi.
Di saat bersamaan, polisi juga melakukan kekerasan kepada wartawan yang meliput, dengan memukul dengan tongkat dan helm. Seorang wartawan mengatakan bahwa aksi kekerasan itu terjadi sekitar 10 menit. Akibatnya, tiga wartawan mengalami luka lebam dibagian wajah.
"Polisi tiba-tiba mendatangi wartawan dan berusaha merebut kamera. Namun, para wartawan mempertahankannya. Kemudian, para wartawan diserang dengan pukulan dan tendangan, pokoknya sangat brutal," ujar Septa, yang juga mengalami luka pukulan di bagian kepala.
Malah, Kontributor Trans7 Lukman Rozak sampai harus dilarikan ke RSU dr Soetomo untuk mendapatkan visum. Terkait kekerasan itu, para wartawan langsung melaporkan peristiwa ke Polda Jatim.
Laporan : Tudji Martudji | Surabaya