DLH Jakarta Akan Segera Kosongkan Sampah di Bunker RDF Rorotan yang Menyebabkan Bau Busuk

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto
Sumber :
  • VIVA/Rahmat Fatahillah Ilham

Jakarta, VIVA - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta, Asep Kuswanto, menyampaikan bahwa sampah-sampah yang berada di bunker Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta Utara, akan segera dikosongkan.

Pramono Minta Pengangkutan Sampah Pakai Truk Tertutup agar Air Lindi Tak Menetes ke Jalan

Hal tersebut menindaklanjuti terkait dengan keluhan masyarakat sekitar yang menyebutkan adanya bau busuk dari RDF Rorotan.

“Kami langkah awal adalah akan mengosongkan dulu sampah-sampah yang ada dalam bunker. Yang saat ini kemarin kita melakukan komisioning pun, kalau gak salah tersisa tinggal 800 ton lagi,” ujar Asep, Kamis 20 Maret 2025.

Dirut Transjakarta Sebut TransJabodetabek Ditargetkan Terealisasi Dalam 100 Hari Pemerintahan Pramono-Rano

Ilustrasi sampah

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Hanya saja, Asep menyampaikan bahwa proses pengosongan sampah-sampah itu tidak dapat dikeluarkan dalam waktu singkat dan membutuhkan waktu beberapa hari.

Respons Keluhan Warga Soal Bau RDF Rorotan, Pramono Sebut Pemerintah Jakarta Akan Bertanggung Jawab

“Paling tidak butuh 3 sampai 5 hari ke depan ini kami mengeluarkan bunker tersebut. Kemudian nanti kalau pun ada komisioning, ya akan kami gunakan sampah yang benar-benar baru,” ucap Asep.

Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jakarta Pramono Anung mengungkapkan pemicu munculnya bau busuk dari Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta Utara. Bau busuk itu dikeluhkan warga.

Pramono mengatakan penyebab munculnya bau busuk dari RDF Plant Rorotan yaitu bersumber dari proses komisioning uji coba RDF dengan menggunakan sampah yang sudah lama.

“Setelah kami melihat persoalan yang ada maka ketika komisioning dilakukan, sampah yang digunakan itu sampah yang sudah lama,” kata Pramono, Kamis, 20 Maret 2025.

Pramono menuturkan, teknisnya proses di RDF menggunakan sampah-sampah yang masih tergolong baru. Kata dia, setidaknya sampah yang sudah tiga hari. Namun, fakta di lapangan berbeda.

 “Ini sampahnya sudah ada yang lebih dari sebulan dan sebagainya. Sehingga inilah yang kemudian menimbulkan bakteri, bau, cerobong asap hitam, dan sebagainya,” ujar Pramono.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya