Aksi Indonesia Gelap di Jakarta Memanas, Massa Rusak Barikade Kawat Berduri
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Jakarta, VIVA – Demonstrasi bertajuk “Indonesia Gelap” yang berlangsung di sekitar Patung Arjuna Wiwaha atau Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat, pada Jumat 21 Februari 2025, berlangsung dengan tensi tinggi. Ribuan mahasiswa yang tergabung dalam aksi ini menggelar unjuk rasa untuk menyuarakan berbagai tuntutan mereka.
Ketegangan terjadi ketika sekelompok demonstran merusak kawat berduri yang dipasang sebagai pembatas di lokasi aksi. Insiden ini terjadi saat salah satu orator tengah menyampaikan aspirasinya di hadapan ribuan peserta aksi.
Aksi unjuk rasa mahasiswa Indonesia Gelap
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Melihat adanya perusakan barikade, aparat kepolisian yang berjaga di sekitar lokasi segera mengimbau massa aksi agar tetap tertib dan tidak terprovokasi oleh oknum yang mungkin ingin memperkeruh situasi.
“Kami mengimbau untuk tidak merusak kawat barrier. Hati-hati terhadap provokasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujar seorang petugas kepolisian melalui pengeras suara.
Namun, imbauan tersebut justru mendapat respons yang beragam dari massa aksi. Sebagian peserta langsung bersorak ke arah pengeras suara yang terpasang di jembatan penyeberangan orang (JPO), sementara beberapa lainnya melemparkan botol plastik ke arah polisi yang berjaga di balik beton barrier.
Tak hanya itu, kepolisian juga meminta koordinator lapangan (korlap) untuk membantu meredam situasi agar demonstrasi tetap berjalan dengan tertib dan damai.
“Perhatikan kanan kiri Anda, belum tentu itu adalah rekan, bisa jadi itu adalah provokator,” seru petugas kepolisian dalam imbauannya.
Namun, bukannya mereda, ketegangan justru meningkat. Salah satu orator aksi merespons imbauan tersebut dengan nada tinggi, meminta polisi untuk tidak berbicara karena justru dianggap memperkeruh suasana.
“Bapak polisi sekalian, kalau Bapak bicara, di sini akan semakin geram. Bapak mending diam saja,” ujar orator dari atas mobil komando, yang disambut riuh oleh peserta aksi.
Ribuan Mahasiswa Bergerak dari TIM Menuju Patung Kuda
Aksi “Indonesia Gelap” kali ini diikuti oleh sekitar 2.500 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Juru Bicara Aksi, Tegar Afriansyah, menyatakan bahwa massa akan berkumpul di Taman Ismail Marzuki (TIM) sebelum bergerak menuju Patung Kuda.
“Hasil konsolidasi, kami bersepakat untuk titik kumpul tersentral di TIM dan tidak ada titik kumpul selain di TIM,” kata Tegar saat dikonfirmasi, Jumat (21/2/2025).
Selain itu, demonstrasi ini juga melibatkan peserta dari luar Jakarta, termasuk mahasiswa dari Karawang, Bogor, dan Bekasi, yang turut bergabung dalam long march menuju lokasi aksi utama.
Menariknya, dalam aksi kali ini, para mahasiswa dari berbagai kampus sepakat untuk tidak mengenakan almamater mereka. Keputusan ini diambil melalui hasil konsolidasi guna menunjukkan bahwa aksi tersebut tidak membawa identitas institusi masing-masing, melainkan sebagai gerakan bersama yang mewakili suara mahasiswa secara kolektif.
“Kemarin hasil daripada konsolidasi bersama dengan aliansi mahasiswa dari berbagai kampus sepakat untuk melepaskan ego dengan tidak menggunakan almamater pada aksi kali ini,” ujar Tegar.
Situasi Masih Menegang, Pengamanan Diperketat
Hingga berita ini diturunkan, aksi demonstrasi masih berlangsung dengan pengamanan ketat dari aparat kepolisian. Barikade beton dan kawat berduri masih dipasang untuk membatasi area aksi, sementara petugas keamanan terus berjaga untuk mengantisipasi kemungkinan eskalasi lebih lanjut.
Mereka menggelar aksi unjuk rasa bertajuk “Indonesia Gelap”, sebuah bentuk protes terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan rakyat.
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Situasi di lokasi masih dinamis, dengan massa aksi yang terus meneriakkan tuntutan mereka, sementara polisi tetap bersiaga untuk menjaga ketertiban umum.
Aksi “Indonesia Gelap” ini menjadi salah satu demonstrasi besar yang melibatkan ribuan mahasiswa dari berbagai daerah. Belum diketahui apakah akan ada pertemuan atau mediasi dengan pihak berwenang untuk menindaklanjuti tuntutan yang disuarakan dalam aksi ini.