Mahasiswa Gelar Aksi 'Indonesia Gelap' di Patung Kuda, Kritik Kebijakan Efisiensi Prabowo
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Jakarta, VIVA — Ribuan mahasiswa dari berbagai universitas berdatangan ke Bundaran Patung Arjuna Wijaya, atau yang dikenal sebagai Patung Kuda, di Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 17 Februari 2025.
Mereka menggelar aksi unjuk rasa bertajuk “Indonesia Gelap”, sebuah bentuk protes terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang dinilai merugikan rakyat, termasuk kebijakan efisiensi yang diterapkan pemerintah.
Aksi ini diikuti elemen mahasiswa dari berbagai universitas, ada dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia. Sejak pukul 14.45 WIB, mereka mulai memadati kawasan Patung Kuda dengan mengenakan almamater masing-masing.
Sebelumnya, para peserta aksi berkumpul di Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai titik awal sebelum bergerak menuju lokasi utama. Meski sempat diguyur hujan, mereka tetap melanjutkan demonstrasi dengan berjalan kaki sambil membawa berbagai spanduk tuntutan.
Dalam aksi ini, mahasiswa membawa sejumlah spanduk dengan berbagai tulisan kritis. Salah satu spanduk yang mencuri perhatian bertuliskan “Will Prabowo come to save us?” dan “Indonesia Menggugat”.
Pesan tersebut mencerminkan harapan sekaligus tantangan kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk merespons keluhan masyarakat.
Selain itu, sebuah mobil komando turut digunakan sebagai pusat koordinasi aksi. Di atas mobil tersebut, seorang mahasiswa dengan pengeras suara menyerukan tuntutan mereka.
“Selamat sore, Bapak Prabowo. Kami akan menunggu lima menit untuk menanggapi setelah kami mulai berbicara,” teriak salah satu orator aksi dari atas mobil komando.
BEM SI Kritik Efisiensi Anggaran Pendidikan
Demonstrasi ini juga disebut akan dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai daerah yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Mereka merapat ke lokasi untuk memperkuat gerakan protes terhadap pemerintah.
Sejumlah kebijakan yang dianggap kontroversial menjadi alasan utama aksi ini digelar. Mahasiswa menilai pemerintah gagal melindungi kepentingan rakyat dan lebih mengutamakan kepentingan tertentu.
BEM SI juga mengkritik kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah, yang berpotensi menyasar pada anggaran pendidikan, sehingga mahasiswa, siswa dan tenaga pendidikan terkena imbasnya.
Mengantisipasi jalannya aksi unjuk rasa ini, pihak kepolisian telah menerjunkan 1.623 personel gabungan untuk mengamankan situasi.
“Dalam rangka pengamanan aksi penyampaian pendapat dari sejumlah aliansi, kami melibatkan 1.623 personel gabungan,” ujar Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro kepada wartawan, Senin
Para personel kepolisian akan ditempatkan di beberapa titik strategis, mulai dari kawasan Bundaran Patung Kuda hingga depan Istana Negara.
Hingga saat ini, aksi masih berlangsung dengan situasi yang relatif kondusif. Namun, eskalasi demonstrasi masih berpotensi meningkat seiring bertambahnya jumlah massa.