Cerita Petugas Damkar soal Musala dan Alquran Tak Terbakar di Glodok Plaza
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Jakarta, VIVA — Sisa-sisa bara api telah padam, tetapi jejak kehancuran masih terlihat jelas di sudut-sudut Gedung Glodok Plaza. Abu dan puing-puing berserakan di mana-mana, menjadi saksi bisu betapa dahsyatnya kebakaran yang melanda pusat perbelanjaan ikonik tersebut pada Rabu malam, 15 Januari 2025.
Gedung yang selama bertahun-tahun menjadi pusat aktivitas perdagangan itu kini tinggal rangka yang hangus terbakar. Lantai 7, 8, dan 9 yang menjadi titik pusat kebakaran kini rata dengan tanah, menyisakan hanya reruntuhan dan kenangan bagi para pedagang serta pengunjung yang kerap datang ke sana.
Namun, di tengah kehancuran tersebut, ada satu hal yang mengejutkan petugas pemadam kebakaran dan masyarakat sekitar.
Di antara puing-puing yang menghitam, sebuah ruangan tampak masih utuh. Ruangan tersebut adalah musala yang biasa digunakan oleh karyawan gedung untuk beribadah.
Tak hanya musala, tempat penyimpanan minuman ringan serta beberapa bagian ruangan kantor di sekitarnya juga tetap berdiri tanpa tersentuh kobaran api yang melahap bagian lain dari gedung tersebut.
“Ada musala, terus ada tempat penyimpanan minuman ringan, ada juga sedikit ruangan kantor. Itu yang nggak kena (terbakar),” ujar Budiman, Koordinator Pengendali Damkar Jakarta Barat, saat dihubungi Kamis 30 Januari 2025.
Selain itu, Alquran yang ada di musala tersebut masih dalam keadaan utuh, hanya bagian tepinya saja yang terdampak kebakaran.
"Memang sudah ada bekas asapnya gitu masuk ke ruangan, memang ada sedikit bagian yang terbakar ini tidak terbakar seperti tirai pembatas. Ada tirai merah yang tidak terbakar, ada karpet bagian depan, biasanya karpet kalau kena panas mudah terbakar. Ada juga Alquran kena sedikit bagian tepiannya tapi bagian dalam masih utuh," jelasnya.
Dia menambahkan, jika dilihat secara keseluruhan, 80 persen ruangan musala di lantai tersebut masih dalam keadaan utuh.
"Setelah kita cek-cek, Alhamdulillah musala itu tidak terbakar secara keseluruhan, 80 persen lah. Hanya bagian-bagian depan, dekat area terbakar. Bagian depan yang hanya terkena dampaknya, itu yang kemarin kami temukan," jelasnya.
Budiman mengungkapkan, tempat ibadah itu menjadi satu-satunya ruangan yang tidak terbakar di lantai 8, hingga membuat perwira damkar yang bertugas saat itu tidak percaya.
"Kalau menurut pandangan kita, karena tempatnya sedikit menjauh dari keramaian. Tetapi kalau dilihat di lantai 8 habis total tapi yang ini enggak. Saya laporkan juga ke perwira piket pak Joko, beliau juga 'masa sih' enggak percaya. Saya panggil suruh naik, lihat dan memang ada," cerita dia.
Fenomena ini sontak menjadi perbincangan. Banyak yang tak habis pikir bagaimana api yang begitu besar mampu meratakan hampir seluruh bagian lantai atas Glodok Plaza, tetapi menyisakan ruangan kecil yang tampak nyaris tak terjamah.
Sebagian masyarakat menganggap ini sebagai suatu keajaiban, sementara dari sisi teknis, petugas masih menyelidiki kemungkinan adanya faktor struktur bangunan atau aliran udara yang membuat area tersebut tidak terbakar.
Hingga kini, penyebab pasti kebakaran masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwenang. Dugaan awal menyebutkan bahwa kebakaran berawal dari korsleting listrik di salah satu ruko di lantai atas, namun investigasi masih terus berjalan.
Sementara itu, para pemilik toko dan karyawan yang selama ini mencari nafkah di Glodok Plaza hanya bisa menatap bangunan yang kini tinggal puing-puing, berharap ada titik terang atas insiden ini. Beberapa di antara mereka masih tak percaya bahwa tempat yang setiap hari mereka kunjungi kini telah luluh lantak.
Peristiwa ini tidak hanya meninggalkan luka bagi para pemilik usaha yang kehilangan tempat berdagang, tetapi juga menimbulkan pertanyaan yang menggantung di benak banyak orang, bagaimana mungkin api yang begitu besar bisa menyisakan sebuah ruang ibadah dalam keadaan utuh?