Lebih 5.500 Makam di TPU Semper Cilincing Jakarta Utara Tergenang Banjir
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Jakarta, VIVA - Sekitar 5.590 petak makam di Tempat Pemakaman Umum atau TPU Semper, Cilincing, Jakarta Utara, kembali terendam banjir akibat curah hujan tinggi beberapa hari belakangan ini di wilayah tersebut.
“Lebih kurang 5.590 petak makam,” kata pengelola TPU Semper, Sukino, Rabu 22 Januari 2025.
Sukino juga sebagai seorang perawat makam. Dia menjelaskan bahwa genangan banjir kali ini terjadi di Unit Islam Blok A II, area yang dikenal paling rawan banjir di TPU Semper.
Blok A II terdiri dari 16 blad yang terkena dampak. Yaitu blad 41, 42, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 53, 54, 56, 57, 59, dan 60. Sukino menyebutkan, bahwa meskipun banjir sempat surut pada Agustus 2024, curah hujan tinggi yang melanda Jakarta sejak Januari 2025 membuat genangan kembali muncul.
“Surut mulai Agustus, dan ada lagi mulai Januari,” ujar Sukino.
Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PJLP) TPU Semper, Taufik (50), juga mengatakan bahwa intensitas hujan yang meningkat secara signifikan menjadi penyebab utama banjir di area pemakaman tersebut.
“Kalau tahun kemarin enggak ada air. Kalau sekarang curah hujannya beda, lebih tinggi, setiap malam atau ba'da (setelah) Isya saja hujannya gede,” kata Taufik.
Menurut Taufik, petugas sebenarnya telah berupaya menyedot air yang menggenang menggunakan pompa khusus. Namun, derasnya hujan yang terus menerus membuat genangan sulit diatasi.
Ketinggian air bervariasi mulai dari 60 sentimeter hingga satu meter, menyebabkan sebagian besar makam tidak lagi terlihat. Bahkan, beberapa area menyerupai kolam yang dipenuhi tanaman eceng gondok.
“Kami sudah mencoba memompa airnya, tapi hujannya terus menerus, jadi air tetap menggenang,” tambah Taufik.
Situasi ini memicu keprihatinan dari keluarga almarhum yang dimakamkan di TPU Semper. Banyak warga merasa terganggu karena banjir tidak hanya menyulitkan ziarah, tetapi juga memengaruhi kenyamanan psikologis mereka. Beberapa makam bahkan dilaporkan sulit dikenali karena tertutup air dan lumpur.
Para pengelola TPU berharap adanya perbaikan sistem drainase di area pemakaman, mengingat tingginya risiko banjir yang terjadi setiap tahun. Sukino juga mengusulkan adanya pembangunan tanggul atau peninggian beberapa area untuk meminimalkan genangan.
“Harapannya, sistem saluran air diperbaiki agar air bisa lebih cepat surut, terutama di Blok A II yang selalu jadi titik banjir,” tutupnya.