Dinkes Jakarta Imbau Warga Tak Panik Hadapi HMPV: Tak Seperti Covid-19
- ANTARA/Lifia Mawaddah Putri.
Jakarta, VIVA – Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta, menyatakan virus Human Metapneumovirus atau HMPV, bukan virus baru dan sudah dikenal di dunia medis. Dinkes Jakarta mengimbau masyarakat agar tidak panik menghadapi potensi penyebaran virus tersebut.
Apalagi sejumlah informasi muncul kalau virus ini mirip dengan Covid-19, yang sempat membuat situasi dunia menjadi pandemi pada 2020 lalu.
"Human Metapneumovirus (HMPV) ditemukan pada 2001. Jadi, virus ini bukanlah virus baru, tidak seperti Covid-19 yang memang baru pertama kali ditemukan di tahun 2020 lalu. HMPV merupakan salah satu dari banyak mikroorganisme atau agen penyebab penyakit Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA) baik pada saluran napas atas maupun bawah yang ditemukan hampir sepanjang tahun," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta, Ani Ruspitawati, di Jakarta, dikutip Kamis, 9 Januari 2025.
Ia mengatakan salah satu cara yang baik menghadapi virus itu dengan menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah sakit. Menghindari penularan dengan etika batuk, rajin mencuci tangan, dan menggunakan masker ketika sakit.
"Oleh karenanya, Kami mengimbau masyarakat tidak panik, namun tetap waspada. Walaupun mayoritas penderita ISPA akibat HMPV tidak mengalami sakit berat, namun pada kelompok rentan, yaitu pada kalangan anak, lansia, dan orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, infeksi ini dapat menjadi lebih berat dan membutuhkan perawatan untuk penderitanya,” jelasnya.
Ani menjelaskan, gejala umum penderita ISPA akibat berbagai virus atau mikroorganisme lain juga berupa batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas. Jika terjadi infeksi pada saluran napas bawah, akan menjadi bronchitis, pneumonia atau radang paru. Setidaknya, kata dia, ada 23 mikroorganisme penyebab lain yang sering ditemukan pada penderita ISPA, seperti Virus Influenza tipe A dan tipe B, Adenovirus, Coronavirus dan sebagainya.
"Saat ini memang jumlah penderita ISPA dan pneumonia sedang meningkat, sejak bulan November tahun 2024, pola ini relatif berulang setiap tahun dimana kasus ISPA cenderung meningkat menjelang akhir tahun hingga awal tahun," ujar dia.
Di sisi lain, data hasil pemeriksaan menunjukkan kasus ISPA yang disebabkan oleh HMPV sudah ada sejak 2022 di Jakarta. Virus penyebab ISPA selain HMPV, yang saat ini beredar dan dominan adalah virus influenza tipe A H1N1 pdm2009, Rhinovirus dan Respiratory Syncytial Virus.
"Sampai dengan saat ini, sesuai data yang diperoleh Dinas Kesehatan, jumlah penderita ISPA akibat HMPV sebanyak 19 kasus (2022), 78 kasus (s.d Okt 2023) dan 100 kasus (2024). Data ini akan kami terus lengkapi melalui koordinasi dengan berbagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Laboratorium yang ada di Jakarta," katanya.
Ia menegaskan Pemprov Jakarta selalu gencar melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mengenali gejala ISPA, mencegah sakit, dan menghindari penularan dengan etika batuk, menggunakan masker ketika sakit, mencuci tangan, hidup sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
"Selain itu, kami juga menyiapkan fasilitas untuk menangani kasus ISPA dan penyakit menular. Ke depan, Kami akan memperkuat system kewaspadaan penyakit berpotensi wabah dengan mengembangkan sistem surveilans penyakit berbasis laboratorium, untuk melengkapi system surveilans ILI & SARI (Influenza-Like Illnesses & Severe Acute Respiratory Infection) yang telah ada sebelumnya," tuturnya.