Sandi Bongkar Borok Selama jadi Honorer Damkar: Laporan Kinerja Buat Sendiri, Pimpinan Hanya Teken

Sandi butar Butar dipecat Damkar Depok
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)

Depok, VIVA – Sandi Butar Butar, diketahui sudah 10 tahun menjadi pegawai honorer di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Depok. Selama 10 tahun dia selalu melakukan perpanjangan kontrak kerja.

Sandi Pegawai Damkar Depok Curhat Kontrak Kerja Tak Diperpanjang: Sakit Aja Saya Tetap Kerja

Namun tahun 2025 ini, kontraknya tidak diperpanjang dengan alasan kinerjanya tidak memenuhi standar. Sebelumnya Sandi viral setelah video aksi protesnya terkait berbagai peralatan damkar yang tidak memenuhi standar.

Sandi menuturkan, selama 10 tahun ia menjadi pegawai honorer tersebut, tidak pernah ada evaluasi dari atasannya.

Tak Hanya Sandi, Ada Dua Honorer Lain Dipecat dari Damkar Depok

“Per tahun (perpanjangan kontrak). Nggak ada (evaluasi),” kata Sandi, Rabu 8 Januari 2025.

Sandi Butar Butar, petugas Damkar Kota Depok

Photo :
  • Ist
Bos Blak-blakan Alasan Kontrak Kerja Sandi Pegawai Damkar Depok Tak Diperpanjang

Setiap tahun dia hanya membuat laporan kinerja (lapkin) yang diserahkan pada atasannya. Lapkin itu dibuat sendiri oleh Sandi. Sementara pimpinan hanya menandatangani saja.

“Kan kita bikin lapkin. Terkadang lapkinnya itu juga semua. Kita kadang udah bikin lapkin, yang harusnya kan lapkinnya itu dikumpulkan dan yang tanda tangan itu Kepala UPT dan yang lain-lain. Ini malah anggota semua yang bikin, enggak mereka. Kan harusnya penilaiannya dari pimpinan tapi kita yang harus mengarang bebas,” ungkapnya.

Sandi menuturkan, lapkin yang sudah dibuat oleh pegawai honorer diserahkan pada pimpinan. Lapkin itu kemudian ditandatangani oleh pimpinan.

“Iya, hanya tanda tangan, seperti itu fakta lapangannya,” ujarnya.

Ketika disinggung mengenai dirinya yang dianggap tidak memenuhi standarisasi, Sandi mengaku bingung. Dia tidak memahami standarisasi yang dimaksud pimpinannya. Dia menuturkan sudah bekerja sesuai prosedur dan selalu masuk kerja walaupun dalam kondisi sakit.

“Nggak tahu juga standarnya mereka itu seperti apa. Kalau tinggi badan, saya tinggi badan ada kok. Kalau untuk kinerja, boleh tanya teman-teman saya dan fakta lapangan seperti apa,” bebernya.

Dia menceritakan pengalamannya saat bekerja hingga mengalami luka bakar dan terjatuh. Bahkan saat mengevakuasi motor yang masuk dalam septic tank pun hanya dirinya yang bersedia masuk dalam lubang yang berisi tinja itu.

“Waktu itu ada pernah tugas ngambil motor di septic tank penuh tinja, yang gabung dengan 15 kontrakan. Saya sampai muntah-muntah. Saya yang masuk sendiri, itu benar-benar tinja. Saya masuk ke dalam. Dan orang lain nggak ada yang masuk ke situ,” ungkapnya.

Sandi juga pernah sampai tidak sadarkan diri saat bekerja. Sehingga dia merasa bingung standarisasi yang dimaksud seperti apa sehingga ia tidak diperpanjang kontraknya.

“Dan saya masuk sampai saya jatuh di ketinggian, saya pingsan. Saya juga bingung standarisasinya mereka seperti apa. Apakah standarisasi bawaan pejabat. Dan juga ada teman saya, teman-teman juga tahu kok anak salah satu PNS itu 5 bulan, 6 bulan nggak masuk. Udah beberapa kali tapi dia masih tetap diperpanjang kontrak,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya