Imigrasi Jaksel Sumbang Rp 203 Miliar Buat PNBP Selama 2024, Terbanyak dari Bikin Paspor
- VIVA.co.id/Zendy Pradana
Jakarta, VIVA – Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Jakarta Selatan berhasil menyumbangkan Rp 203 miliar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) untuk sumber pendapatan negara. Ratusan miliar tersebut didapatkan Imigrasi Jaksel selama tahun 2024.
"Sepanjang tahun 2024 Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non TPI Jakarta Selatan mencatat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 203.153.662.587," ujar Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Non TPI Jakarta Selatan, Johannes Fanny di Acara Refleksi Tahun 2024, Senin 30 Desember 2024.
Dia menjelaskan bahwa kontribusi tertinggi berhasil didapatkan melalui layanan Paspor RI dengan nilai Rp 132.292.950.000.
Pembuatan paspor. (Foto ilustrasi)
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Tak hanya itu, bahkan kantor Imigrasi Jaksel juga berhasil mendapatkan dananya melalui layanan Izin Keimigrasian dan Izin Masuk Kembali (Re-entry Permit) sebesar Rp 66.228.202.000 dan pendapatan lainnya sebesar Rp 4.632.510.587.
Adapun realisasi Anggaran dan Penerimaan Negara Realisasi belanja anggaran Kantor Imigrasi Jakarta Selatan mencapai 98,83 persen yaitu sebesar Rp 36.976.663.394 dari pagu Daftar Isian Pelanggaran Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2024 sebesar Rp 37.414.539.000.Â
Selanjutnya selama tahun 2024, Kantor Imigrasi Jakarta Selatan sudah berhasil meraih lima penghargaan. Penghargaan tersebut yakni penghargaan pada Ajang Anugerah Humas Imigrasi Indonesia 2024 (AHII), yaitu terbaik pertama kategori Imifluencer (Pengelola Media Sosial Terbaik).
Kemudian, Peserta Terbaik kategori Kelas Admin, terbaik ketiga kategori Immigration PR Of The Year: Best Leader, terbaik ketiga kategori The Best Company Profile dan mendapat predikat Unit.
Lalu, Kerja Pelayanan Publik Berbasis Hak Asasi Manusia (P2HAM) Tahun 2024 oleh Menteri Hak Asasi Manusia.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Ditjen Imigrasi Tahun 2024 tercatat sebagai yang paling tinggi sepanjang sejarah, yakni mencapai Rp 8.582.514.636.478 (Rp8,58 triliun).
