Kronologi Bayi 5 Bulan Meninggal di IGD RS Ditinggalkan Orang Tua karena Diduga Tak Mampu Bayar Pengobatan

Ilustrasi bayi
Sumber :
  • Pixabay/ Marjon Besteman

Jakarta, VIVA – Seorang bayi laki-laki berusia lima bulan berinisial MS meninggal dunia di sebuah rumah sakit di kawasan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, pada Sabtu 28 Desember 2024. Tragisnya, orang tua bayi tersebut diduga meninggalkan jenazah anak mereka karena tidak mampu membayar biaya pengobatan. Kasus ini menyoroti persoalan ekonomi dan akses kesehatan yang masih menjadi problematika besar di masyarakat.

Bayi 5 Bulan Meninggal di IGD Ditinggalkan, Diduga Orang Tua Tak Mampu Bayar Pengobatan

Menurut Kanit Reskrim Polsek Petamburan, AKP Aprino Tamara, peristiwa bermula ketika MS dibawa ke rumah sakit oleh orang tuanya bersama seorang tetangga pada pukul 02.59 WIB. Keluarga tersebut diketahui tidak memiliki kendaraan pribadi maupun telepon genggam untuk meminta bantuan.

“Yang bersangkutan tidak punya kendaraan dan juga tidak memiliki handphone,” ujar Aprino pada Senin 30 Desember 2024.

Bayi Laki-laki Ditinggalkan Orang Tua di RS Sumber Waras Jakbar

Ilustrasi bayi

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Setibanya di rumah sakit, bayi MS langsung dibawa ke ruang instalasi gawat darurat (IGD) karena kondisi kesehatannya yang kritis. Sementara itu, orang tua MS berusaha mengurus administrasi dengan menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan. Namun, klaim BPJS tersebut ditolak karena tidak memenuhi syarat, sehingga mereka harus membayar biaya pengobatan secara mandiri.

WHO Sebut Upaya Pertahankan Sistem Kesehatan di Gaza Sia-sia karena Serangan Israel

Setelah mengetahui bahwa BPJS tidak diterima, orangtua MS menyampaikan kepada pihak rumah sakit bahwa mereka akan mencoba mencari pinjaman untuk membayar biaya perawatan. Namun, sekitar pukul 04.00 hingga 04.30 WIB, bayi MS dinyatakan meninggal dunia akibat penyakitnya yang semakin parah.

“Pihak rumah sakit segera memberitahukan kematian bayi tersebut kepada orang tuanya. Saat itu, orang tuanya sempat mengatakan akan mengurus pembayaran ke resepsionis,” jelas Aprino.

Namun, saat suasana IGD sedang ramai, orang tua MS tidak lagi terlihat. Hingga pukul 06.00 WIB, keberadaan mereka tidak diketahui, sehingga pihak rumah sakit memutuskan untuk menghubungi nomor telepon yang terdaftar. Sayangnya, nomor tersebut ternyata adalah milik tetangga yang sebelumnya ikut mengantar mereka ke rumah sakit.

Tetangga yang dihubungi oleh pihak rumah sakit juga tidak mengetahui keberadaan orangtua MS. Mereka pun memutuskan untuk mendatangi kontrakan orangtua bayi di kawasan Jelambar, Grogol Petamburan. Setibanya di sana, rumah kontrakan tersebut sudah kosong.

“Ketika tetangga mendatangi kontrakan itu, mereka mendapati rumah sudah bersih dan kosong,” ujar Aprino.

Polisi baru mendapatkan laporan terkait kejadian ini sekitar pukul 14.00 WIB dan langsung melakukan penyelidikan. Hingga saat ini, identitas dan keberadaan orangtua bayi masih belum diketahui. Berdasarkan keterangan tetangga, keluarga tersebut merupakan pendatang baru yang hanya tinggal di kontrakan tersebut selama dua bulan terakhir dan jarang berinteraksi dengan warga sekitar.

Keterangan dari pihak medis mengungkapkan bahwa kondisi MS sudah sangat parah saat tiba di rumah sakit. Bayi tersebut mengalami kejang-kejang, demam tinggi, serta tubuhnya terlihat sangat pucat.

“Kondisinya sudah sangat kritis, matanya, kulitnya, dan badannya terlihat pucat. Ini menunjukkan bahwa penyakitnya sudah cukup lama tidak tertangani,” tambah Aprino.

Setelah dilakukan prosedur medis, jenazah bayi MS telah dipindahkan ke RSCM untuk diserahkan kepada Dinas Sosial sebelum dimakamkan. Hingga kini, polisi dan pihak rumah sakit masih terus berupaya mencari keberadaan orang tua bayi tersebut.

Kasus ini menyoroti masalah serius dalam akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin. Ketidakmampuan ekonomi sering kali menjadi penghalang utama untuk mendapatkan pengobatan yang layak, bahkan di saat-saat kritis.

Pihak kepolisian juga mengimbau orangtua bayi agar segera memberikan klarifikasi atas kejadian ini. Selain itu, pihak terkait diharapkan dapat mengupayakan solusi untuk mencegah kasus serupa terulang di masa depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya