Driver Ojol Tendang Pesepeda di Jalur Sepeda Sudirman-Thamrin, Korban Terjatuh dan Kepala Terbentur
- VIVA/Dusep Malik
Jakarta, VIVA — Insiden kekerasan melibatkan seorang pengemudi ojek online (ojol) dan pesepeda terjadi di jalur khusus sepeda di kawasan Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta. Peristiwa tersebut menjadi perhatian publik setelah videonya viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, terlihat seorang pesepeda bersama beberapa rekannya tengah melaju di jalur khusus sepeda. Di sisi lain, seorang driver ojol yang membawa penumpang terlihat melintas di jalur tersebut. Driver ojol itu tampak berusaha mendahului rombongan pesepeda, meski jalur itu seharusnya tidak digunakan oleh kendaraan bermotor.
Ketegangan muncul ketika salah satu pesepeda mulai merekam aksi sang pengemudi ojol. Tidak lama kemudian, driver ojol tersebut terlihat menendang pesepeda yang merekam, menyebabkan korban terjatuh dan tersungkur. Kepala korban bahkan terbentur beton pembatas jalur, membuatnya meringis kesakitan.
Korban sempat mengungkapkan kekesalannya dengan berkata, “Marah lagi dong, kan jalan sepeda g*****.”
Kapolsek Tanah Abang, AKBP Aditya Simanggara, mengonfirmasi bahwa hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan resmi terkait insiden tersebut. Namun, kepolisian tetap mengambil langkah proaktif dengan melakukan penyelidikan terhadap pengemudi ojol yang terekam dalam video.
“Yang bersangkutan belum membuat laporan polisi. Meski begitu, kami tetap menelusuri kejadian ini,” kata Aditya.
Aditya menjelaskan bahwa polisi sedang menelusuri nomor pelat motor driver ojol tersebut berdasarkan rekaman video. Ia juga mengimbau masyarakat, khususnya pengendara motor, untuk menghormati aturan lalu lintas dan tidak menggunakan jalur yang tidak sesuai peruntukannya.
“Kami mengimbau agar seluruh pengguna jalan mematuhi aturan yang berlaku dan menghindari tindakan kekerasan dalam situasi apa pun,” tambahnya.
Insiden ini kembali membuka perdebatan mengenai pelanggaran jalur sepeda oleh kendaraan bermotor. Jalur khusus sepeda di Jalan Sudirman-Thamrin dibuat untuk mendukung keselamatan pesepeda di tengah padatnya lalu lintas ibu kota. Namun, masih banyak pengendara yang melanggar aturan dengan memasuki jalur tersebut.
Pelanggaran ini sering kali menjadi pemicu perselisihan antara pesepeda dan pengguna kendaraan bermotor. Insiden kekerasan seperti yang terjadi ini semakin memperburuk situasi, sehingga menuntut perhatian serius dari pihak berwenang untuk penegakan aturan di lapangan.
Kepolisian diharapkan dapat segera menyelesaikan penyelidikan dan memastikan keadilan bagi korban, sekaligus memberikan efek jera bagi pelanggar aturan lalu lintas. Di sisi lain, masyarakat juga diimbau untuk menjaga sikap saling menghormati dalam menggunakan fasilitas publik agar insiden serupa tidak kembali terjadi.