Pemprov Jakarta Ungkap Penyebab Banjir Rob di Pesisir Utara

Pemprov Jakarta tinjau banjir rob di Pesisir Utara.
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA –  Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) menjelaskan fenomena banjir rob yang terjadi di pesisir Jakarta beberapa waktu belakangan. Banjir tersebut membuat sejumlah wilayah terendam air dengan ketinggian hingga 100 sentimeter. 

Ribuan Rumah Terendam Banjir Rob di Karawang

Plt Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jakarta Ika Agustin Ningrum mengatakan, fenomena itu disebabkan bukan karena curah hujan yang tinggi. Banjir rob terjadi bersamaan dengan fase bulan purnama yang mengakibatkan pasang air laut meningkat secara maksimum. Sehingga, air laut pasang tersebut meluap ke daratan yang menyebabkan banjir rob.

Ika menjelaskan, pasang air laut dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari. Ketika bulan berada di titik purnama (posisi bulan terlihat bulat sempurna dengan seluruh permukaannya terlihat terang). Inilah yang kemudian dapat memicu banjir rob di wilayah pesisir pantai.

Waspada! BMKG Prediksi Banjir Rob di Jakut dan Kepulauan Seribu hingga 20 Desember

Pengendara sepeda motor menerobos banjir yang menggenangi kawasan Jakarta (Ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA Foto/Muhammad Adimaja

"Ini merupakan fenomena alam yang berkaitan dengan pasang air laut. Saat pasang tinggi, terutama pada fase bulan purnama atau bulan baru, permukaan air laut naik dan bisa mencapai daratan rendah yang berada dekat dengan garis pantai," kata Ika dalam keterangannya, Selasa, 17 Desember 2024.

Banjir Rob Rendam 13 RT di Jakarta hingga 90 Cm, Satu Ruas Jalan Tergenang

Ika menambahkan, durasi banjir rob yang terjadi dapat bervariasi tergantung beberapa faktor, seperti siklus pasang surut, topografi wilayah, dan kondisi cuaca. Banjir rob berlangsung sekitar dua hingga enam jam saat pasang. Untuk mengatasinya, Dinas SDA Provinsi Jakarta mengoptimalkan penggunaan pompa untuk mengalirkan air ke laut, bahkan saat air tidak mampu mengalir secara gravitasi.

"Kondisi rob juga dipengaruhi faktor topografi wilayah. Di wilayah pesisir dengan permukaan tanah rendah atau di bawah permukaan laut, air rob bisa terperangkap lebih lama. Sehingga kami mengoptimalkan operasional pompa stasioner maupun mobile untuk dapat mengalirkan air dan optimalisasi saluran drainase agar air dapat mengalir dengan lancar," ujar Ika.

Sementara itu, langkah jangka panjang yang dilakukan untuk mengantisipasi banjir rob adalah terus menggenjot pembangunan tanggul pengaman pantai melalui program National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A sepanjang 39 kilometer yang merupakan program sinergi dengan Kementerian PU untuk mencegah air laut masuk ke daratan saat pasang laut terjadi. Selain itu, dibangun pula sistem polder pengendali rob yang dilengkapi bendung karet untuk menahan air laut supaya tidak melimpas kembali ke daratan.

"Upaya pengendalian penurunan muka tanah (land subsidence) juga terus digaungkan, salah satunya dengan pembatasan penggunaan air tanah melalui Zona Bebas Air Tanah yang akan diperluas wilayahnya," ujar Ika.

Dinas SDA Provinsi Jakarta juga terus mengembangkan teknologi untuk memprediksi dan mitigasi kejadian banjir rob. Sehingga dapat memperingatkan warga kota ketika ada potensi akan terjadi banjir. Selain itu, dilakukan pula pendekatan berbasis alam dengan penanaman mangrove yang merupakan kerja sama perangkat daerah terkait dengan pihak swasta.

Upaya ini juga membutuhkan peran warga untuk menjaga infrastruktur di pesisir seperti tanggul, serta tidak membuang sampah sembarangan dan menggunakan jaringan air perpipaan untuk kebutuhan sehari-hari agar bisa mengurangi penurunan permukaan tanah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya