Banjir Rob di Jakarta Utara: 12.000 Jiwa Terdampak, Tujuh Titik Masih Tergenang

Data dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta mencatat, empat wilayah utama di Jakarta Utara mengalami dampak signifikan akibat banjir rob yang terus terjadi sejak Jumat (13/12/2024).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA – Banjir rob kembali melanda sejumlah wilayah di Jakarta Utara yang berdampak pada 12.000 warga hingga Minggu siang, 15 Desember 2024. Data dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta mencatat, empat wilayah utama di Jakarta Utara mengalami dampak signifikan akibat banjir rob yang terus terjadi sejak Jumat, 13 Desember 2024.

Banjir Rob di Jakarta Utara Lumpuhkan 19 Perjalanan KRL

“Sementara ini data yang kita miliki menunjukkan jumlah warga terdampak mencapai belasan ribu jiwa,” ujar Sekretaris Dinas SDA Jakarta, Hendri, Minggu, 15 Desember 2024.

Adapun distribusi warga terdampak terdiri dari 2.400 jiwa di Pademangan, 4.800 jiwa di Penjaringan, 2.400 jiwa di Cilincing, dan 2.400 jiwa di Tanjung Priok. Angka ini diperkirakan dapat bertambah jika kondisi pasang ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir terus berlanjut.

Banjir Rob Rendam Jakarta Utara: 6 RT dan 2 Ruas Jalan Terdampak, Pintu Air Siaga 1

Genangan Masih Bertahan di Tujuh Lokasi

PT KAI Commuter mengumumkan bahwa sebanyak 19 perjalanan kereta rel listrik (KRL) terpaksa dibatalkan akibat genangan air yang meliputi jalur kereta di lintas Jakarta Kota-Tanjung Priok.

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito
Daftar 10 Wilayah di Jakarta Utara Terancam Banjir Rob Akibat Pasang Laut Maksimum

Meski sebagian titik sudah mulai surut, tujuh lokasi di Jakarta Utara dilaporkan masih tergenang air dengan ketinggian bervariasi. Berdasarkan pantauan hingga Minggu siang, ketinggian air di beberapa lokasi adalah sebagai berikut:

    1.    Jalan Muara Angke, Pluit, Penjaringan – 40-50 cm

    2.    Jalan R.E. Martadinata, Tanjung Priok – 30 cm

    3.    Marunda Pulo, Marunda, Cilincing – 20 cm

    4.    Jalan Sulawesi, Koja, Tanjung Priok – 10-20 cm

    5.    Depan Pelabuhan Sunda Kelapa, Ancol, Pademangan – 40 cm

Dua titik lainnya yang sempat tergenang dilaporkan sudah surut, yaitu:

    •    Jalan Ketel Uap, Ancol, Pademangan – air surut dari 20 cm

    •    Jalan Rawa Badak, Lagoa, Koja – air surut dari 20 cm

Pengerahan Pasukan Biru dan Peralatan Penanganan

Sebagai respons cepat, Dinas SDA Jakarta telah menurunkan Satuan Tugas (Satgas) Pasukan Biru di sejumlah wilayah terdampak. Jumlah personel yang diterjunkan meliputi 30 orang di Pademangan, 19 orang di Penjaringan, 40 orang di Koja, 6 orang di Cilincing, dan 11 orang di Tanjung Priok.

Selain personel, pihak Sudin SDA Jakarta Utara juga mengerahkan peralatan berupa dua unit pompa mobile, satu unit pompa apung, serta melakukan pembersihan tali-tali air di lokasi genangan untuk mempercepat proses surut. 

“Kami terus berupaya agar genangan ini bisa segera diatasi. Koordinasi dengan instansi terkait juga terus kami lakukan,” kata Hendri.

Kondisi banjir yang terjadi selama beberapa hari terakhir disebut-sebut sebagai dampak dari siklus pasang surut ekstrem yang melanda kawasan pesisir Jakarta. 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan terkait potensi banjir rob yang diperkirakan berlangsung pada 11-20 Desember 2024.

Wilayah-wilayah yang berpotensi terdampak termasuk Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru, hingga Muara Angke.

Salah satu wilayah yang cukup parah terdampak adalah Muara Angke, di mana banjir rob dilaporkan mengalami pasang surut dalam dua hari terakhir. Kondisi ini mengganggu aktivitas warga, termasuk kegiatan ekonomi seperti perikanan dan logistik pelabuhan.

Dalam jangka panjang, pemerintah daerah terus berupaya mengatasi banjir rob melalui proyek-proyek infrastruktur, termasuk pembangunan tanggul laut raksasa dan normalisasi sungai. Namun, perbaikan sistem drainase lokal dan penguatan koordinasi lintas sektor juga menjadi kebutuhan mendesak untuk menghadapi siklus pasang yang terus berulang setiap tahun.

Dengan ancaman banjir rob yang terus membayangi, peran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan mendukung program pengelolaan air menjadi kunci penting untuk mengurangi dampak bencana di masa depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya