Teguh Setyabudi Wacanakan WFH Imbas Cuaca Esktrem di Jakarta

PJ Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi
Sumber :
  • Antara Foto

Jakarta, VIVA – Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi mewacanakan kebijakan Work From Home (WFH) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan siswa sekolah imbas curah hujan dan cuaca ekstrem di Jakarta.

Pemprov DKI Jakarta Gelontorkan Rp 4 Miliar untuk Rekayasa Cuaca, Fokus Mitigasi Hujan Ekstrem

Hal tersebut diungkapkan Teguh usai rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan SAR Nasional (Basarnas) di Kantor Kementerian Koordinator PMK, Selasa, 10 Desember 2024.

"Jika banjir terjadi pada hari kerja, kami mempertimbangkan untuk memberlakukan WFH bagi ASN dan anak sekolah di Jakarta," kata Teguh.

Polres Cilegon Terapkan Sistem Buka Tutup Kendaraan Menuju Pelabuhan Merak Imbas Cuaca

Ilustrasi banjir di Jakarta

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Menurut Teguh, pertimbangan WFH dipertimbangkan pula bagi kementerian/lembaga lainnya.

Cuaca Ekstrem, Sukabumi Dilanda Banjir hingga Tanah Longsor

"Syukur-syukur juga bisa di Kementerian Lembaga, karena banjir di weekday risikonya, dampaknya berbeda dengan banjir di saat weekend," ujarnya.

Di sisi lain, Teguh menyebut Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta siap menghadapi cuaca ekstrem. Ia mengaku Pemprov Jakarta bakal mengoptimalkan infrastruktur pengendalian banjir.

“Kami siap menghadapi cuaca ekstrem ini dengan mengoptimalkan infrastruktur pengendalian banjir yang ada. Genangan harus cepat surut dan tertangani dengan baik,” ujar Teguh.

Salah satu langkah utama adalah melanjutkan program modifikasi cuaca bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga awal tahun 2025.

“Kami sudah melakukan modifikasi cuaca pada 7-9 Desember 2024 dan akan terus dilaksanakan hingga awal tahun 2025. Langkah ini bertujuan mengurangi intensitas hujan sehingga beban infrastruktur dapat diminimalkan,” jelas Teguh.

Modifikasi cuaca ini didukung anggaran sebesar Rp4,3 miliar dari pos Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI.

Jika anggaran ini habis, Pemprov Jakarta siap menggunakan dana Belanja Tak Terduga (BTT) dengan status kondisi darurat yang akan dikoordinasikan dengan BNPB.

Kemudian, Pemprov Jakarta juga telah menyiapkan kebijakan inovatif untuk meminimalkan dampak banjir terhadap aktivitas masyarakat, termasuk kebijakan Work From Home (WFH) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan siswa sekolah.

Infrastruktur pengendalian banjir di Jakarta telah ditingkatkan. Teguh menyebut saluran makro mampu menampung curah hujan hingga 150 mm per hari, sementara saluran pendukung mampu mengelola hingga 100 mm per hari. Namun, curah hujan di atas 250 mm per hari masih menjadi tantangan besar.

Hujan deras akibatkan banjir menggenang di Jalan Kapuk Raya, Cengkareng, Jakarta Barat

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Selain itu, kata Teguh, pihaknya telah memetakan titik rawan banjir dan menyiapkan posko bantuan.

“Kami telah mensosialisasikan langkah-langkah antisipasi kepada masyarakat agar evakuasi dini dapat dilakukan secepatnya,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya