Pemprov DKI Jakarta Gelontorkan Rp 4 Miliar untuk Rekayasa Cuaca, Fokus Mitigasi Hujan Ekstrem
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Jakarta, VIVA — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 4 miliar untuk melaksanakan program rekayasa cuaca hingga akhir tahun 2024.
Langkah ini dilakukan sebagai upaya mitigasi dampak hujan ekstrem yang berpotensi memicu banjir dan bencana lainnya di wilayah ibu kota.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, menyatakan bahwa anggaran ini tersedia melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan akan digunakan secara optimal sesuai kebutuhan.
“Anggarannya yang tersedia di BPBD saat ini kurang lebih sekitar Rp 4 miliar. Ini nanti kami akan optimalkan sesuai dengan kebutuhan,” ujar Teguh saat ditemui di Balai Kota Jakarta, dikutip Selasa 10 Desember 2024.
Namun, jika anggaran BPBD dirasa tidak mencukupi, Pemprov telah menyiapkan dana tambahan melalui biaya tak terduga (BTT).
Meskipun demikian, penggunaan BTT memerlukan prosedur khusus, seperti penetapan status darurat sebelum dapat dicairkan.
“Kalau anggarannya belum tersedia di BPBD, kami menggunakan anggaran BTT, biaya tak terduga. Tapi kalau anggaran BTT, kami juga harus mengeluarkan status kondisi darurat,” tambah Teguh.
Kolaborasi dengan Berbagai Pihak
Untuk memastikan keberhasilan program ini, Pemprov DKI Jakarta juga menjalin koordinasi intensif dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), BMKG, serta berbagai kementerian dan lembaga terkait lainnya.
Langkah kolaboratif ini dilakukan guna memadukan sumber daya dan informasi sehingga pelaksanaan rekayasa cuaca dapat berjalan efektif.
Sebagai bagian dari upaya rekayasa cuaca, Pemprov telah melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang melibatkan penyemaian 3,2 ton garam berbasis natrium klorida (NaCl). Operasi ini berlangsung selama tiga hari, mulai 7 hingga 9 Desember 2024.
Pada pelaksanaan hari kedua, Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD Provinsi Jakarta, Mohamad Yohan, mengungkapkan bahwa penyemaian awan dilakukan sebanyak empat kali dalam satu hari.
“Pada hari kedua pelaksanaan OMC, penyemaian awan dilakukan sebanyak empat kali sepanjang hari Minggu kemarin, dengan total 3.200 kilogram bahan semai berbasis garam (NaCl),” ujar Yohan dalam keterangannya, Senin 9 Desember 2024.
OMC bertujuan untuk mengurangi intensitas hujan di wilayah DKI Jakarta sekaligus mempercepat proses pengendapan awan di luar wilayah kota.
Menurut Yohan, hasil sementara menunjukkan adanya penurunan intensitas curah hujan di sejumlah titik yang sebelumnya berpotensi mengalami hujan ekstrem.\
Antisipasi Banjir dan Bencana
Selain menjalankan OMC, Pemprov DKI Jakarta juga menyiapkan langkah-langkah antisipasi lain untuk menghadapi kemungkinan banjir akibat hujan deras.
Langkah-langkah tersebut meliputi penyediaan pompa air, persiapan logistik darurat, serta pengawasan ketat terhadap kesiapan posko pengungsian. Semua upaya ini dilakukan guna memastikan masyarakat dapat terlindungi dari dampak buruk bencana.
Keputusan Pemprov untuk menggelontorkan dana besar ini mencerminkan komitmen serius mereka dalam menangani potensi bencana yang kerap mengancam Jakarta, terutama selama musim penghujan.
Langkah proaktif ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam mengurangi risiko bencana dan meningkatkan kualitas hidup warga ibu kota.