APDI Jakarta Setuju Ekosistem Digital Ditingkatkan, Pemerintah Harus Libatkan Banyak Pihak

Praktisi IT dan Dirut PT TDC Indra Presentasi Pengunaan Poskulite
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Di pasar-pasar tradisional, antara pembeli dan penjual harus dimudahkan untuk bertransaksi. Untuk itu, transaksi digital pada sektor perdagangan pangan dinilai penting. Itu juga diakui Asosiasi Pedagang Daging Indonesia atau APDI Jakarta.

Banyak Khawatir Bayar Pakai QRIS Kena PPN 12 Persen, Ini Penjelasan Ditjen Pajak

APDI dan PT TDC punya pandangan yang sama, untuk pengembangan transaksi digital dalam perdagangan pangan tersebut. Sekretaris APDI Jakarta, Mufti Bangkit Sanjaya, menilai yang penting adalah ekosistemnya ditingkatkan.

"Pengunaan QRIS yang digalakkan pemerintah tentu kami menyambut baik transformasi transaksi dari tunai ke digital tersebut namun harus dibarengi dengan keinginan sungguh sungguh dari pemerintah itu sendiri," ujar Mufti di Jakarta, Selasa 22 Oktober 2024.

Detik-detik Mengerikan Mobil Tabrak Kerumunan di Pasar Natal Magdeburg Jerman

Lanjut dia, pemerintah harus melibatkan banyak pihak. Dengan begitu, ekosistem tercipta dan semakin memudahkan masyarakat. "Sekali lagi semoga pemerintah dengan mengajak semua stakeholder pangan dan instansi terkait melakukan sosialisasi dan informasi tekhnologi pembayaran digital yang melibatkan semua pihak," tambah Mufti.

Yang dilibatkan khususnya pelaku pasar dan UMKM di pasar pasar tradisional karena banyak pelaku usaha yang mempunyai keterbatasan dalam hal penggunaan transaksi digital. 

Gus Yahya: Masyarakat Perlu Dengar Penjelasan Pemerintah soal PPN 12 Persen

"Harapan kami dengan adanya kementerian yakni kementrian komunikasi dan digitalisasi pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dapat mengupgrade sistem transaksi digital dengan beragam kemudahan yang manfaat nya diterima oleh para pedagang khusus peluku usaha di pasar tradisional," jelas Mufti.

Sementara itu, praktisi IT dan juga Dirut Utama PT TDC, Indra, Setuju untuk terus ditingkatkan upaya membangun ekosistem digital. Baik dari manusianya, bisnisnya dan sistemnya.

 “Tiga komponen tonggak berkembangnnya ekosistem digital. Karena itu ketiganya harus saling terhubung, membangun satu kesatuan yang terhubung dalam satu teknologi. Tapi teknologi yang dibangun harus juga mudah, efektif, dan minim cost,” ujarnya.

Ia mencontohkan perdagangan daging  di pasar. Transaksi jual beli yang selama ini manual, bisa dialihkan menjadi trasaksi digital. Dengan syarat, system digital yang disediakan menyediakan fitur yang membantu mempermudah transaksi.

Fitur Kasirku di aplikasi milik perusahaanya, Posku Lite, dia mencontohkan, merupakan fitur utama untuk berjualan. Dengan Fitur Kasirku, pengguna dapat menerima pembayaran secara fleksibel melalui Cash, QRIS, dan Bank Transfer. Sehingga, pelanggan yang ingin membayar tunai maupun yang lebih suka transaksi digital dapat dilayani dengan mudah.

”Dalam fitur itu pedagang bjsa merubah atau menambah info harga produk misalnya harga daging yang dinamis setiap hari, info diskon, dan sudah tercantum kembalian jika menggunakan uang tunai sehingga menperkecil kesalahan dalam pengembalian uang,” tambahnya.

Terkait dengan kemudahan laporan keuangan (cash flow) Indra mengatakan Fitur Kasirku menyediakan riwayat transaksi penjualan, harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Data setiap transaksi dicatat dan disimpan secara sistematis, sehingga memungkinan pengguna untuk meninjau kembali aktivitas penjualannya dengan muda.  Ia mengatakan kelebihan system Posku Lite adalah berbasis android yang menekankan pada kecepatan dan kemudahan dari sisi penguna. 

“Poskulite gratis saat diunduh, transaksi cepat dan tepat kurang dalam 1 menit,  dan poskulite  mengunakan QRIS dinamis dengan waktu 2 menit. Proses money settlement diselesaikan maksimal 24 jam setelah pembayarannya diterima. dana akan otomatis dikirim ke rekening yang terdaftar,” katanya.

Indra mengatakan saat ini pihaknya sedang mengembangkan PPOB atau Payment Point Online Bank yakni sistem pembayaran secara online dengan memanfaatkan fasilitas perbankan. Dalam hal ini, pembayaran yang dimaksud bisa bermacam-macam, mulai dari PLN, BPJS, PDAM, telepon, pulsa, internet, paket data, asuransi, kartu kredit, multi finance, hingga voucher game.

“Semakin besar manfaatnya, semakin mudah pengunaannya dan gratis, pasti diminati masyarakat. Transaksi digital itu suatu keniscayaan, suka atau tidak, putaran ekonomi Indonesia akan semakin digital,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya