Inovasi Dirjen Bina Pemdes Kemendagri Bikin LMS, Tingkatkan Kapasitas Aparatur Desa

Dirjen Bina Pemdes Kemendagri, La Ode Ahmad P Bolombo
Sumber :
  • Kemendagri

Jakarta, VIVA – Learning Management System atau LMS, menjadi inovasi yang dilakukan oleh Bina Pemerintaha Desa atau Pemdes Kementerian Dalam Negeri. Dengan begitu, aparatur desa bisa ditingkatkan kapasitasnya dan kelembagaan desa pada 75.265 desa secara digital.

Mensos Akan Ikut Arahan Kemendagri untuk Setop Penyaluran Bansos Sampai Pencoblosan Pilkada

Itu dijelaskan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Pemerintahan Desa (Pemdes) Kemendagri, La Ode Ahmad P Bolombo.

"LMS Pamong Desa ini merupakan upaya inovasi dari Ditjen Bina Pemdes untuk meningkatkan kapasitas aparatur desa secara digital. Dengan LMS Pamong Desa, para aparatur desa bisa belajar dari mana saja sepanjang terhubung dengan internet. Ini adalah platform digital interaktif yang memungkinkan mereka mengakses materi pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi dan literasi digital mereka," ujar La Ode Ahmad, dikutip Rabu 16 Oktober 2024.

Selain Memudahkan, Transparansi Juga Bisa Dicapai Dengan Model Pembayaran Digital

Itu dikatkan Dirjen Bina Pemdes, pada Rapat Koordinasi Nasional Pemantapan Implementasi dan Keberlanjutan Learning Management System (LMS) Pamong Desa di Hotel Sultan Jakarta, Selasa kemarin.

Jelas dia, pembelajaran tatap muka sejauh ini belum mampu menjangkau seluruh desa di Indonesia. Dengan metode ini juga, dibutuhkan waktu dan sumber daya yang besar untuk pelatihan terhadap aparat desa. Maka jelas dia, LMS Pamong Desa hadir sebagai solusi. Karena mampu menjangkau tanpa terkendala oleh jarak dan waktu.

Perempuan Bergerak Lindungi Ruang Digital

“Dengan 75.265 desa yang tersebar di seluruh Indonesia, pembelajaran klasikal atau tatap muka dianggap tidak efektif untuk menjangkau seluruh pamong desa. Proses pembelajaran konvensional memerlukan waktu dan biaya besar, sehingga menghambat upaya peningkatan kapasitas aparatur secara merata,” ungkap La Ode.

LMS juga diharapkan tidak sekedar peningkatan kompetensi aparatur desa. Tapi juga pemahaman mereka terkait literasi digital dan kecakapan dalam teknologi di era digitalisasi sekarang ini. Dengan LMS, aparatur desa dapat mengikuti pelatihan secara mandiri, kapan saja, tanpa harus meninggalkan tugas-tugas harian mereka di desa.

Lanjut La Ode Ahmad, pihaknya telah melakukan sosialisasi secara bertahap. Baik itu aspek regulasi dan pelatihan bagi para pelatih. Mereka yang akan membantu melatih pamong desa saat menggunakan LMS. Saat ini, LMS Pamong Desa ditargetkan menjangkau 40.000 desa dengan 80.000 peserta.

"Kami terus berupaya memperluas jangkauan LMS ini. Selain memberikan pelatihan, platform ini juga memungkinkan pamong desa untuk berinteraksi interaktif melalui berbagai fitur sehingga mereka dapat terus memberikan masukan terkini," ujar La Ode.

Di LMS tersebut ada 3.800 konten pelatihan yang sudah dirancang sesuai dengan kebutuhan dari perangkat desa. Juga di LMS ini dilengkapi fitur pemantauan. Sehingga memungkinkan untuk dipantau proses pembelajarannya dari tahap pra, saat berlangsung hingga pasca pelatihan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pembelajaran berjalan dengan baik dan membantu meningkatkan kompetensi pamong desa secara berkelanjutan.

“Kita bisa memantau dari sebelum hingga sesudah pelatihan. Ini adalah kelebihan dari LMS ini, karena kita bisa memastikan apakah para pamong desa terbantu oleh program ini. Kami berharap dengan adanya LMS, peningkatan kompetensi pamong desa bisa lebih masif dan merata,” tegasnya.

Dirjen Bina Pemdes juga mengajak seluruh pihak untuk mendukung program ini. Harapannya in bisa berjalan optimal. Dengan adanya dukungan penuh dari pemerintah daerah, serta akses internet yang lebih merata, LMS ini diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya