Identifkasi 5 Jasad di Kali Bekasi, RS Polri Pakai Sampel Darah hingga Tulang

Penemuan 7 mayat remaja di Kali Bekasi, Jawa Barat.
Sumber :
  • ANTARA Foto

Jakarta, VIVA -- Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, mengatakan bahwa proses identifikasi terhadap lima jasad remaja yang tewas di Kali Bekasi, perlu kehati-hatian.

Kasus Bocah Tewas Diduga Diperkosa di Jaktim, Polisi: Belum Terima Autopsi Lengkap

"Sejak diterima jenazah, tim telah berupaya maksimal melakukan proses identifikasi korban dan untuk memastikan penyebab kematian. Di mana proses ini dilakukan dengan prinsip kehati-hatian sehingga didapat post-mortem yang akurat," ujar Kepala RS Polri, Brigadir Jenderal Polisi Prima Heru Yulijartono, Rabu, 25 September 2024.

Menurut dia, ketujuh jenazah yang ditemukan telah meninggal selama 24 jam. Dalam proses autopsi ketujuh jenazah, dokter telah mengambil sampel guna mengidentifikasi para korban.

Polisi: Bocah Tewas Diduga Diperkosa di Jaktim Alami Luka Kekerasan Fisik

Lokasi temuan mayat di Kali Bekasi / Dani

Photo :
  • VIVA.co.id/Dani (Bekasi)

"Dimana kita itu untuk identifikasi itu ada data primer. Data primer itu, satu odontologi gigi, kedua sidik jari, ketiga DNA, apabila salah satunya ini sudah ada, odontologi, sidik jari, kita tidak perlu pemeriksaan DNA. Di pemeriksaan DNA adalah pemeriksaan untuk mencari data primer yang terakhir," katanya.

Mayat Pria Tanpa Identitas Ditemukan Dekat Tumpukan Sampah di Pulau Tidung, Kondisinya Mengenaskan

Sampai saat ini baru dua jenazah yang teridentifikasi lewat data sidik jari. Tapi, data primer kelima jenazah lain belum lengkap. Maka, bakal dilakukan proses pemeriksaan lanjutan yaitu lewat tes DNA.

Namun, dia mengatakan bahwa kondisi darah dan cairan di tubuh jenazah korban rusak sehingga proses identifikasi dimungkinkan memakai sampel tulang.

"Tapi ternyata kalau darahnya sudah rusak, maka kita akan periksa dengan tulang. Kalau sudah tulang itu lebih lama lagi. Kalau dia dengan darah, atau dengan cairan dari korban, itu bisa keluar profil DNA-nya, itu akan lebih cepat. Tapi ini kan sudah sudah terendam dua hari, sehingga darah dan cairan pasti sudah rusak," ujarnya. 

Meski begitu, pihaknya masih berusaha melakukan identifikasi memakai darah korban. Kalau memang tak bisa, maka mereka bakal melakukan proses identifikasi dengan tulang. 

"Kita masih berusaha yang dari cairan, apakah keluar profilnya tidak, profil DNA-nya, data DNA. Tapi kalau tidak, kita akan melanjutkan ke arah tulang, itu akan terlalu lama, karena kalau tulang itu ada proses dibersihkan dulu, dikeringkan, dihancurkan, dan lain lain," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya