Polisi Akui Tembakan Peringatan Picu Kepanikan 7 Remaja yang Terjun ke Kali Bekasi

Penemuan 7 Remaja yang tewas usai terjun ke kali Bekasi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA — Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Dani Hamdani, mengonfirmasi bahwa petugas patroli melepaskan tembakan peringatan saat menggerebek kerumunan puluhan remaja di sebuah gubuk di Jalan Cipendawa, Kelurahan Bojong Mentang, Rawalumbu, Kota Bekasi, pada Sabtu 21 September 2024. 

Aksi ini dilakukan setelah polisi mencurigai para remaja tersebut hendak terlibat dalam tawuran.

"Ada tembakan peringatan untuk membubarkan massa," ujar Kombes Dani di lokasi penemuan tujuh jenazah remaja yang ditemukan tewas mengapung di Kali Bekasi, Jatiasih.

Penemuan 7 mayat remaja di Kali Bekasi, Jawa Barat.

Photo :
  • ANTARA Foto

Tembakan itu diduga membuat para remaja panik, memicu beberapa dari mereka untuk melompat ke sungai. Dalam kepanikan yang terjadi, beberapa remaja mengambil keputusan nekat untuk melompat ke Kali Bekasi. 

Sayangnya, tujuh di antaranya ditemukan tewas mengapung pada hari Minggu 22 September 2024, Kasus ini memicu pemeriksaan internal oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya terhadap petugas yang terlibat dalam operasi tersebut.

Y (46), kakak dari D (16), salah satu remaja yang tewas, mengungkapkan bahwa sebelum adiknya melompat ke kali, terdengar suara tembakan. 

"Katanya ada polisi, mereka panik karena ada tembakan sekali, mungkin untuk menakut-nakuti. Jadi, mereka pada lompat ke kali," ujar Y saat ditemui di RS Polri Kramat Jati.

Y mengungkapkan bahwa adiknya, D, tidak berhasil menyelamatkan diri. Rekannya, R, yang juga melompat ke kali, berhasil selamat namun tidak mampu menolong D yang terlihat kesulitan berenang. 

"R melihat D kelelahan, tapi jaraknya jauh dan tidak bisa dibantuin," tambahnya.

R sempat diamankan oleh polisi, tetapi akhirnya dibebaskan setelah dipastikan tidak bersalah dalam insiden tersebut. 

Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban, yang kini berkumpul di RS Bhayangkara Kramat Jati untuk mengidentifikasi jenazah.

Kasat Reskrim Polres Metro Kota Bekasi, Komisaris Audy Joize Oroh, menjelaskan bahwa kejadian bermula dari laporan adanya sekelompok sekitar 60 remaja yang berkumpul di gubuk di Jalan Cipendawa pada Sabtu dini hari. 

Petugas melakukan evakuasi terhadap tujuh jenazah di Kali Bekasi.

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Lokasi itu berada di depan PT Gudang Semen Merah Putih, Jatiasih. Berdasarkan keterangan saksi, sebelum penggerebekan terjadi, para remaja diduga sedang melakukan aktivitas minum minuman keras.

"Di tempat itu, mereka melakukan kegiatan minum-minuman keras beralkohol. Kami menduga mereka hendak tawuran karena juga membawa berbagai jenis senjata tajam," jelas Audy.

Sekitar pukul 03.30 WIB, Tim Patroli Perintis Presisi melintas di lokasi dan mendapati kerumunan remaja tersebut.  Melihat kehadiran polisi, para remaja berhamburan melarikan diri ke berbagai arah. Ada yang kabur ke pemukiman warga, dan sebagian lainnya melarikan diri ke arah Kali Bekasi. 

"Dari keterangan saksi, beberapa remaja meloncat ke kali, sementara yang lain tidak berani karena kondisi tempat yang gelap dan berbahaya," ujar Audy.

Polisi berhasil menangkap beberapa remaja yang tidak sempat melarikan diri, termasuk mereka yang bersembunyi di sekitar perumahan warga. 

Total, sebanyak 22 remaja diamankan, termasuk tiga di antaranya yang kedapatan membawa senjata tajam.

Dalam penggerebekan tersebut, polisi mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk 21 bilah senjata tajam, 30 unit sepeda motor, dan 8 unit telepon genggam. 

Semua barang bukti ini kini dalam penyelidikan lebih lanjut oleh pihak kepolisian. Namun, bagi remaja yang nekat melarikan diri dengan cara terjun ke kali, nasib mereka berakhir tragis. 

Pada Minggu pagi, warga menemukan tujuh jasad mengapung di Kali Bekasi. Ketujuh jenazah tersebut langsung dievakuasi dan kini disimpan di RS Bhayangkara Kramat Jati. 

Keluarga korban mulai berdatangan ke rumah sakit untuk memastikan apakah salah satu dari tujuh jenazah tersebut merupakan anggota keluarga mereka. 

Tragedi ini tentu menimbulkan duka dan tanda tanya besar tentang keselamatan dan respons pihak berwenang dalam menangani situasi darurat yang melibatkan remaja.

Tragedi ini juga menimbulkan spekulasi terkait penggunaan kekuatan berlebihan oleh pihak kepolisian dalam membubarkan kerumunan. 

Aksi ini dilakukan setelah polisi mencurigai para remaja tersebut hendak terlibat dalam tawuran.

Photo :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Meskipun tembakan yang dilepaskan adalah tembakan peringatan, dampaknya jelas memicu kepanikan yang berujung pada kematian tujuh remaja. 

Pertanyaan kini diajukan terkait prosedur yang digunakan polisi, apakah tembakan peringatan itu perlu dan tepat dalam situasi tersebut.

Ibu dari ABG yang Bunuh Ayah-Nenek Minta Hukuman Anak Diringankan, Polisi Bilang Begini

Peristiwa ini menjadi sorotan publik, memunculkan kembali diskusi tentang pentingnya prosedur standar operasi yang jelas dalam menangani kerumunan remaja, terutama yang masih berada dalam usia rentan.

Viral! Ada Video 19 Detik Remaja ABG Mesum di Halaman Gedung Probolinggo
Dua dari Lima Pelaku Penodongan Driver Ojol Dengan  Senjata Airsoft Gun

Nyamar Jadi Polisi, Komplotan Preman Todong Driver Ojol Pakai Airsoft Gun

Aksi pencurian dengan kekerasan menggunakan senjata airsoft gun jenis glock terjadi di Kota Padang, Sumatera Barat. Korbannya seorang driver ojek online bernama Muhammad.

img_title
VIVA.co.id
19 Desember 2024