Keuntungan Pedagang Mie dan Bakso yang Pasarnya Menengah Bawah Bila Menggunakan Pembayaran Digital

Launching Platform Digital, Indra Dirut DTC (keempat dari kiri)
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso Nusantara atau APMISO, sepakat untuk memaksimalkan anggotanya untuk melakukan transaksi dengan menggunakan pembayaran keuangan digital. Kesepakatan juga dicapai dengan perusahaan penyedia teknologi digital PT Trans Digital Cemerlang (PT TDC).

Pelaku Pungli Ditangkap, Warga Tetap Menolak Keberadaan PKL di Pasar Merdeka Bogor

Dewan Pakar APMISO, Guntur Subagja Mahardika, menjelaskan bagaimana pihaknya tengah semaksimal mungkin mengupayakan penggunaan digitalisasi terhadap penjual bakso dan mie ayam di seluruh daerah Indonesia.

"APMISO sudah bekerjasama dengan bank untuk penggunaan QRIS agar pedagang bakso dan mie ayam di bawah asosiasi kami bisa melakukan pembayaran dengan mudah dan bisa menata keuangan dengan baik," kata Guntur, Jumat 23 Agustus 2024.

Kebijakan Prabowo Hapus Utang Petani-Nelayan Bakal Hidupkan Usaha Kecil, Kata Anggota DPR

Lebih lanjut dijelaskan pria juga Ketua Yayasan Mitra Mikro itu, saat ini untuk penjual bakso dan mie ayam yang segmen pasarnya menengah ke atas sudah 100 persen menggunakan QRIS untuk mereka bertransaksi. Tapi yang segmen menengah ke bawah, diakuinya masih di bawah 50 persen yang gunakan digitalisasi dalam pembayaran.

"Penjual bakso dan mie ayam yang masuk ke kampung-kampung, dipikul atau pakai gerobak masih perlu sosialisasi dan edukasi untuk penggunaan QRIS. Sementara kalau yang sudah punya outlet di kota-kota sudah pakai QRIS. Mereka akui lebih mudah dan simpel. Karena bisa lebih gampang hitung modal, omset, untung dan uang untuk belanja bahan lagi," jelasnya.

BNI Permudah Pembiayaan Supply Chain untuk Mitra Bumi Serpong Damai Pakai Platform Digital

Dia menyarankan BI dan penyedia jasa teknologi QRIS, lebih proaktif ke pedagang bawah seperti pedagang mie dan bakso. Bisa lebih aktif melakukan edukasi penggunaan QRIS. Kerjasama antara bank dan komunitas pedagang bakso dan mie ayam justru bisa jadi sarana promosi QRIS hingga ke pelosok daerah Indonesia.

Dari data APMISO, sekitar 12 juta pedagang bakso dan mie ayam di Indonesia. Bahkan menurut data terkini, dari 64 juta jumlah UMKM di tanah air, 20 persen di antaranya adalah pedagang bakso dan mie ayam. 

"Jadi Bank jangan tunggu pedagang datang. Mereka mikir kalau ke Bank buat urus QRIS bisa habis waktu satu jam dan cuan hilang. Kalau QRIS tersebar di 12 juta pedagang bakso dan mie ayam ini bisa jadi lahan promosi. Transaksi aman karena pedagang tak perlu bawa uang cash yang lebih beresiko uang hilang dan menjadi korban kriminal," kata Guntur.

Diakui Guntur, penggunaan pembayaran digital menguntungkan bagi pelaku usaha seperti UMKM. Ia juga menyakini potensi putaran uang pedagang mie ayam dan bakso sangat besar. 

“Contohnya, dari 2 juta pedagang bakso/mie ayam sehari bisa laku 50 mangkok. Satu mangkok harga 10 ribu. Artinya satu pedagang 500 ribu per hari, kalau dikali 2 juta pedagang saja sudah Rp1 triliun per hari. Sangat besar dan bisa menghidupkan ekonomi RI kalau dikelola dengan baik," kata Guntur.'

Sementara itu, praktisi dan juga Direktur Utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC), Indra, mendukung penuh peningkatan literasi digital kepada UMKM termasuk pedagang mie dan bakso.

 “Digitalisasi transaksi keuangan itu suatu keniscayaan yang wajib dimiliki UMKM termasuk pendagang mie ayam dan bakso saat ini,  dan bentuk dukungan pertumbuhan ekonomi nasional. Tentu sebagai perusahaan fasilitator transaksi keuangan digital dan konsultan keuangan, saya mendukung hal itu,” ujar Direktur Utama di perusahaan yang bergerak di bidang teknologi keuangan digital.

Jelas Indra, pihaknya juga  melakukan inovasi seperti pada produk Posku Lite untuk pembayaran melalui QRIS pada komunitas UMKM dengan memberikan insentif pendampingan literasi keuangan, seminar dan workshop digital marketing, dan insentif lainnya selama menjadi mitra.

Beberapa diantaranya adalah bermitra dengan komunitas Tamado Grop di Sumatera untuk menjangkau UMKM di Pematang Siantar, Kabupaten Samosir, Aceh, Bali dan beberapa tempat lainnya. Aplikasi Posku Lite juga  ikut serta berpartisipasi meramaikan kegiatan Jateng Fair 26-11 Agustus 2024 dan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) di Bali yang menggelar IKAPPI FEST di Bali 18-25 Agustus 2024.

“Keikutsertakan Poskulite di Jateng dan Bali tentunya untuk mendukung dan memfasilitasi pelaku bisnis dan UMKM di kedua provinsi tersebut dalam memberikan kemudahan dan kecepatan baik untuk pencatatan maupun transaksi usaha yang dijalankan. Kita juga beri edukasi atas minimnya wawasan mengenai penggunaan dan manfaat yang diberikan aplikasi kasir digital," kata Indra.

Menurut Indra, Masalah literasi yang minim membuat ada ketakutan menggunakan digitalisasi. Padahal menurutnya, banyak manfaat dengan digitalisasi. Salah satunya pencatatan transaksi, arus keluar masuk barang atau uang dalam menjalankan bisnis lebih aman dan terpercaya.

Indra juga sepakat pentingnya pendidikan dan pendampingan konsultasi keuangan kepada UMKM terutama dalam penyusunan laporan keuangan yang berkualitas.  Namun, Indra berharap perusahaan yang melakukan pendampingan dan konsultasi keuangan digital sudah memiliki ISO 9001:2015 tentang managemen mutu, ISO 37001:2016 Tentang Sistem Managemen anti Penyuapan, dan ISO 27001:2022 tentang system keamanan Informasi.

"Bentuk sederhana implementasi dari ISO itu adalah quick respon terhadap masukan dari pengguna (merchant) yang datang dari berbagai saluran informasi. ISO ini juga pertahanan diri dari kemungkinan terjadinya kebocoran data," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya