Hindari Penipuan Uang Palsu, Diyakini Melalui Metode Pembayaran Digital QRIS

Waspada perderan uang palsu. (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta, VIVA – Penggunaan pembayaran digital seperti QRIS, diyakini sebagai cara untuk menghindari dari penipuan dengan menggunakan uang palsu. Itu disepakati oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan penyedia teknologi keuangan digital.

Terpopuler: Suami Videokan Istri Mesum Bersama 3 Pria, Jerome Polin Uraikan Perhitungan Kenaikan PPN

Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran, mengaku kalau bisnis hotel juga restoran di perkotaan saat ini menggunakan QRIS dan angkanya semakin meningkat. 

"Bisnis hotel di kota dan daerah sudah 80 persen menggunakan QRIS. Kalau restoran malah lebih dari 80 persen karena lebih mudah," kata Maulana saat dihubungi wartawan, dikutip Kamis 8 Agustus 2024.

Sindikat Pabrik Uang Palsu di UIN Makassar Beraksi Sejak 2010, Libatkan Pengusaha?

Jelas dia, masifnya penggunaan QRIS tidak hanya untuk booking kamar penginapan. Tetapi juga sampai ke room service. 

"Beberapa tahun lalu pembayaran room service di hotel itu biasa pakai cash atau pakai mesin EDC, tapi sekarang sudah pakai QRIS, jadi lebih mudah dan cepat," katanya.

Terpopuler: Sosok Andi Ibrahim Pelaku Utama Pabrik Uang Palsu di UIN, Linda Tahan Gaji Karyawan Roti

Pelaku bisnis perhotelan, lebih aman dan dimudahkan dengan pembayaran metode QRIS. Terutama dari bahay uan palsu. Penggunaan cash jauh berkurang dan justru membantu pelaku bisnis dan tamu, kata dia.

"Karena semua kalangan sudah melek teknologi digital sampai di daerah jadi pakai QRIS untuk bayar hotel atau kasir restoran jauh lebih safety dan simple," ujar Maulana.

Walau begitu, dia mengaku ada sejumlah catatan dari pelaku bisnis di bawah mereka. Terutama bisnis perhotelan dan restoran yang berada di kepulauan dan pegunungan. Yang dikeluhkan adalah jaringan yang susah sehingga berdampak pada pembayaran digital.

Selain itu, pelaku bisnis perhotelan dan restoran juga masih khawatir soal beberapa modus penipuan menggunakan metode QRIS seperti stiker palsu barcode, menukar rekening pada QRIS, hingga scamming atau phishing

"Walau belum ada laporan soal penipuan pakai QRIS di bawah perhimpunan kami tapi soal keamanan atau safety harus ditingkatkan oleh perbankan maupun penyedia QRIS," kata Maulana.

"Jadi pesan kami ada dua, pertama soal sinyal atau telekomunikasi yang perlu diperbaliki terutama di daerah-daerah objek wisata kepulauan atau pegunungan. Kedua soal safety," demikian Maulana.

Sementara itu, praktisi IT Indra, mengatakan jaminan keamanan pada layanan digital lebih baik. Karena mengacu pada fitur keamanan internasional.

“Artinya dari sisi keamanan tentunya jaminan menghindari adanya Fraud. Tapi seperti kata BI, semua pengawasan ini menjadi tanggungjawab bersama, baik penyedia maupun pengguna,” ujar Indra yang juga Dirut PT Trans Digital Cemerlang (TDC), perusahaan penyedia jasa teknologi digital.

Lanjutnya, BI dan ASPI sertap Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), dimana perusahaanya ada didalamnya, selalu melakukan sosialisasi dan edukasi terkait keamanan transaksi QRIS. Dia mencontohkan produk Posku Lite untuk pembayaran lewat QRIS di UMKM. Adalah memberikan insentif pendampingan literasi keuangan, seminar dan workshop digital marketing, dan insentif lainnya selama menjadi mitra.

Beberapa diantarnya adalah bermitra dengan komunitas Tamado Grop di Sumatera untuk menjangkau UMKM di Pematang Siantar, Kabupaten Samosir, Aceh, Bali dan beberapa tempat lainnya. PT TDC juga berkolaborasi dengan Forum Kewirausahaan Pemuda (FKP) Banten Bersama dan ABC Esport untuk mendongkrak laju pertumbuhan transaksi digital di Provinsi Banten melalui  kegiatan Tour ABC Esport .

"Ini merupakan bagian dari kampanye kami dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Nontunai (GNNT) yang diinisiasi Bank Indonesia pada 2014,” lanjut Indra.

Dalam kesempatan ini, Indra  menyarankan perusahaan yang melakukan pendampingan dan konsultasi keuangan digital sudah memiliki ISO 9001:2015 tentang Manajemen Mutu, ISO 37001:2016 Tentang Sistem Manajemen anti Penyuapan, dan ISO 27001:2022 tentang Sistem Keamanan Informasi.

“Bentuk sederhana implementasi dari ISO itu adalah quick respon terhadap masukan dari pengguna (merchant) yang datang dari berbagai saluran informasi. ISO ini juga pertahanan diri dari kemungkinan terjadinya kebocoran data,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya