Bayi yang Dibanting Orang Tua Kandungnya hingga Tewas di Jagakarsa Alami Geger Otak

Foto simbol kekerasan terhadap anak.-picture alliance / ZB
Sumber :
  • dw

Jakarta, VIVA – Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro mengatakan, bayi berusia 1,5 tahun yang dibanting orang tua kandungnya di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan ternyata alami geger otak. Hal itu dialami seusai TY selaku orang tua kandung tega membanting anaknya sendiri.

Kreatif! Orang Tua Ini Bikin Bioskop di Rumah Untuk Anaknya, Warganet: Seru Ya Keluarga Harmonis

"Jadi kena kepalanya sehingga kepalanya mengalami gegar otak jadi itu yang kami dapatkan informasi dari dokter," kata Bintoro kepada wartawan, Kamis 8 Agustus 2024.

AKBP Bintoro

Photo :
  • VIVA.co.id/Aiz Budhi
Sopir Pikap Tabrak Pemotor hingga Tewaskan Bayi di Jaksel jadi Tersangka dan Langsung Ditahan

Bintoro belum bisa memastikan penyebab kematian bayi 1,5 tahun itu. Sebab, keluarga masih belum mau diminta untuk menyetujui dilakukan autopsi.

"Kita masih mintakan hasil visum yang bersangkutan. Cuman kendala kami dari pihak keluarga, pelapor eyang nya dan keluarga yang lain keberatan untuk dilakukan autopsi. Jadi untuk penyebab meninggalnya belum dipastikan," ujar Bintoro.

Miris Lebih 200 Anak di Lebanon Tewas Akibat Serangan Brutal Israel

"Iya ada memang ada seperti itu sementara ada jadi mengalami gegar otak itu ada dan mengalami benjolan di kepalanya," imbuhnya.

Kronologi

Polisi menjelaskan kronologi awal tewasnya bayi berusia 1,5 tahun karena dibanting oleh orang tua kandungnya berinisial TY di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Polisi menyebut peristiwa tersebut terjadi pada Minggu 4 Agustus 2024.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro mengatakan bahwa sebelum bocah itu dibanting hingga tewas oleh orang tua kandungnya sendiri. Nenek korban tengah duduk di teras rumahnya bersama tiga orang yang salah satunya merupakan mertua dari pelaku.

"Memang pada saat kejadian, jadi itu saksi eyang korban, jadi ibu mertua dari pelaku, bersama dengan tiga orang saksi inisial D, A dan AN itu lagi ngobrol di depan teras," ujar Bintoro kepada wartawan, Kamis 8 Agustus 2024.

Bintoro menyebutkan bahwa saat itu korban bersama pelaku berada di dalam rumah.

"Pas terlihat itu sudah dibanting anak tersebut ke ubin, yang bersangkutan jatuh," kata Bintoro.

Ilustrasi sunat bayi

Photo :
  • Pixabay/ Marjon Besteman

Setelah mengetahui bayi itu dibanting oleh TY, nenek korban yang tengah duduk di teras langsung masuk ke dalam rumah dan mengecek kondisi bayi tersebut.

Bintoro menyebut ketika nenek itu mengecek kondisinya, ternyata terdapat sebuah benjolan di kepala bayi usai dibanting TY. Lantas, bayi itu langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS).

Namun nahas, nyawa bayi berusia 1,5 tahun itu tak tertolong. Bayi itu dinyatakan tewas pada Senin 5 Agustus 2024.

"Kepalanya korban yang terbentur mengalami benjol. Selanjutnya dibawa ke RS, yang bersangkutan meninggal dunia di hari Senin, jadi satu hari dirawat di sana," ungkap Bintoro.

Sementara itu, Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi mengatakan TY diduga memiliki riwayat gangguan psikologi.

"Dari saksi yang mengatakan, neneknya bilang ada gangguan psikologi. Nah ini yang masih di cek," ujar Nurma kepada wartawan.

Saat ini, jelas Nurma, penyidik sudah membawa pelaku ke RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur untuk menjalani pemeriksaan psikologi.

"Nah itu dia (pelaku) kita bawa dia ke Kramat Jati untuk periksa kejelasannya. Jadi sekarang lagi bawa dia ke RS Polri diperiksa psikologinya," kata dia.

ILUSTRASI MELATIH BAKAT ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Urgensi Anak Berkebutuhan Khusus Segera Dapat Perhatian

Pendiri dan Direktur Olive Tree Development Centre, Chiu Loo Kwong, menekankan urgensi anak berkebutuhan khusus yang perlu mendapatkan perhatian segera.

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024