Ungkapan Orang Tua Bayi Korban Penganiayaan di Daycare

Orang tua bayi korban penganiayaan di daycare
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)

Depok, VIVA – Arif, orang tua bayi korban penganiayaan di daycare Wensen School Indonesia (WSI), Depok, mengungkapkan rasa cemasnya terhadap kondisi kaki AMW, 8 bulan. Karena diketahui bahwa AMW mengalami dislokadi di bagian kaki atau bengkok. Dia sudah membawa AMW ke dokter untuk diperiksa.

Tata Pemilik Daycare Wensen School Indonesia Dituntut 1,5 Tahun Penjara

“Untuk sekarang masih diperiksa ke dokter, kita masih terus berkelanjutan. Sekilas sih masih normal, masih kelihatan baik-baik saja. Cuma saya masih gimana ya, masih perasaan cemas, khawatir gitu. Jadi mudah-mudahan baik-baik aja gitu,” katanya di Polres Metro Depok pada Sabtu, 3 Agustus 2024.

Pemeriksaan dilakukan secara rutin bertahap. Arif berharap kondisi kaki anaknya kembali normal. Saat ini, anaknya belum bisa berjalan dan masih dalam tahap merambat.

Mitos atau Fakta! Milenial Justru Lebih Baik dalam Mengasuh Anak?

Tata, pelaku penyiksaan balita dan bayi di daycare

Photo :
  • VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)

“Kita masih periksakan sih, masih kita kontrol berkala. Mudah-mudahan enggak apa-apa, kalau sekarang sih ya masih bisa beraktifitas secara normal seperti biasa gitu. Belum waktunya jalan, umurnya belum bisa jalan. Masih normal (saat merambat),” ujarnya.

Nikita Willy Kaget dengan Kepintaran Bayi TikTok Kenkulus, Mahir Sebutkan Mesin Pesawat

Arif menyebut anaknya juga sempat mengalami perubahan. Anaknya sempat beberapa kali takut air dan tidak mau jauh dari orang tua. Beruntung, itu tidak terjadi lama dan sekarang sudah normal.

“Ada sempat sekali dua kali aja, tapi enggak lama ya, kayak tiba-tiba takut air gitu. Tiba-tiba jadi lebih nempel ke orang tuanya, tapi ya sudah enggak lama, balik normal lagi seperti biasa, anak saya masih tetap aktif dan ceria,” ungkapnya.

Atas peristiwa yang menimpa anaknya, Arif pun telah melapor ke polisi. Hari ini dia kembali datang ke Polres Metro Depok untuk pemeriksaan sebagai saksi.

“Ini yang pertama. Baru dilaporkan ke Polri bahwa anak saya mengalami kekerasan oleh pelaku, dari video yang beredar, dari video yang viral itu,” ujarnya.

Awalnya, dia tidak tahu kalau anaknya menjadi korban penganiayaan. Namun, setelah melihat rekaman video yang beredar pada 30 Juli, dia baru sadar kalau bayi di video tersebut adalah anaknya. Saat itu dia langsung menjemput anaknya dari daycare.

“Itu viral di 30 (Juli) ya, saya sore lihat ada video, kebetulan saya lagi jemput juga di daycare. Jadi mungkin karena di daycare saya dapat videonya daycare, terus kok kaya kenal, terus saya lihatin lagi, ini kok anak saya gitu, ini kenapa ini,” akunya.

Saat itu dia mengaku bingung. Arif kemudian mencoba menenangkan diri dan memutuskan melapor keesokan harinya.

“Jadi apa saya coba untuk tenang gitu, sejujurnya saya bingung waktu itu, ini apa, tapi saya coba untuk tenang. Saya utamanya mengamankan anak saya pulang ke rumah waktu itu. Jadi saya bawa pulang anak saya dari sana. Besoknya, besok malamnya kita lapor ke polisi. Jadi, besoknya saya lapor ya udah dan ternyata bergulir gitu aja infonya,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya