7.000 Km Pipa Air Bersih di Seluruh Jakarta Akan Direvitalisasi
- VIVA/Rahmat Fatahillah Ilham
Jakarta, VIIVA – Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono mengatakan pihaknya akan melakukan revitalisasi pipa sepanjang 7.000 kilometer yang tersambung di seluruh wilayah Jakarta.
"Panjangnya 7.000 kilometer se-Jakarta, itu kan (panjang) sampai ke perumahan jaringan pipanya, sampai ke Kampung Muara, Cilincing, Kapuk, ada pipa primer, pipa sekunder. Ini bukan galian (biasa) tapi perpipaan, revitalisasi," ujar Heru kepada wartawan di Matraman, Jakarta Timur, Jumat, 2 Agustus 2024.
Ia menambahkan bahwa proyek revitalisasi tersebut salah satu upaya untuk mengalirkan air bersih bagi warga Jakarta. Nantinya, kata dia, jaringan pipa lama akan diganti dengan yang baru. Proses revitalisasi tersebut, kata Heru, akan dilakukan secara bertahap melintasi sejumlah wilayah.
"Ya (rampungnya) bertahap. Misalnya, bertahap karena yang diperlukan adalah alirannya melintas dari Jakarta Timur, bahan bakunya dari Jakarta Timur. Lintasannya ke barat, timur-utara-barat, dan timur-selatan-barat," ujarnya.
Sebelumnya, arus lalu lintas di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan mengalami kemacetan imbas proyek galian saluran air dan kabel. Kemacetan itu dikeluhkan masyarakat pada Rabu, 10 Juli 2024 lalu.
Kemacetan tersebut sebagai dampak proyek revitalisasi trotoar yang bersinggungan dengan pintu keluar dan pintu masuk gedung perkantoran. Akibatnya, lalu lintas dari arah Jl Mampang Prapatan Raya ke arah Kuningan macet.
Menanggapi itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono mengatakan salah satu prioritas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta saat ini adalah pembangunan saluran air. Pihaknya menargetkan cakupan layanan air 100 persen di seluruh wilayah di Jakarta pada tahun 2030.
"Galian itu ada kegiatan galian PAM (Perusahaan Air Minum), kalau kita tidak lakukan sekarang krisis air bersih akan menghadang kita. Maka target Pemda DKI harus selesai di 2030-2035 semua suplai air bersih kepada masyarakat harus tercapai," kata Heru kepada wartawan di Jakarta Selatan, Jumat, 12 Juli 2024.
Namun, ia mengaku proyek galian saluran air itu memang memiliki berbagai risiko dan dampak kepada masyarakat, salah satunya adalah kemacetan lalu lintas. "Memang ada risiko, risikonya adalah galian di mana mana dan itu (mengakibatkan) kemacetan," ujarnya.
Maka itu, Heru menyampaikan permintaan maaf atas kemacetan yang terjadi. Ia juga meminta pihak yang bertanggung jawab atas segala proyek galian di Jakarta untuk menyampaikan informasi pekerjaannya kepada publik.
"Tentunya kami atas nama Pemprov DKI sementara kami minta maaf ada gangguan lalu lintas. Tetapi kalau ini tidak kita lakukan, kapan lagi kita lakukan," katanya.