Soal Aksi Demo Mahasiswa, Pengamat Harap Tak Ada Penyusup dan Provokator

Ilustrasi aksi demonstrasi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Jakarta – Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi, mengaku memperoleh informasi bakal ada sejumlah aksi mahasiswa dalam beberapa waktu kedepan. Dia mengingatkan kepasa para mahasiswa yang akan berdemo agar tak mudah disusupi dan diprovokasi.

Mahasiswa ITB Didorong Dalami Penelitian Terkait Pengolahan Air

"Saya mendapatkan informasi bahwa beberapa waktu ke depan akan ada banyak demo mahasiswa yang rawan ditunggangi untuk menggagalkan pelantikan Prabowo-Gibran dan menciptakan kerusuhan jelang Pilkada serentak 2024," kata Haidar Alwi, Senin, 22 Juli 2024.

Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi

Photo :
  • Dok. Istimewa
Wamenkes: Perundungan tak Boleh Terjadi di Pendidikan Dokter Manapun

Menurut Haidar Alwi, di era digital seperti saat ini, para penumpang gelap bahkan bisa menyusup tanpa disadari oleh mahasiswa yang berdemo. Baik melalui tagar-tagar di media sosial, maupun penyebaran konten dan seruan aksi yang dapat mendorong orang lain untuk bertindak.

"Demo mahasiswa tapi yang aktif dan masif menyebarkan seruan aksi dan konten-konten provokasi bukan mahasiswa. Melainkan buzzer, oknum pejabat maupun simpatisan dan kader partai tertentu atas nama mantan aktivis," jelas Haidar Alwi.

135 Mahasiswa Institut Teknologi PLN Lolos Seleksi dan Teken Kontrak Ikatan Kerja

Haidar Alwi juga mengamati, para penumpang gelap demo mahasiswa mulai menggalang dan menggerakkan massa melalui roadshow ke berbagai daerah dengan modus acara diskusi. Padahal tujuannya adalah untuk membakar emosi mahasiswa supaya bergerak melakukan protes dan perlawanan.

"Biasanya mereka menjalin kedekatan dengan pengurus organisasi kemahasiswaan. Bagi adik-adik mahasiswa tentunya sebuah kebanggan bisa dekat dengan tokoh politik dan aktivis tertentu. Nah, kebanggan itulah yang rawan dimanfaatkan untuk menyusupi aksi atau demo mahasiswa," ungkap Haidar Alwi.

Oleh karena itu, Haidar Alwi meminta mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya di seluruh Indonesia agar tidak mudah terprovokasi. Jika harus berdemo, lakukan dengan cara-cara intelek layaknya generasi terdidik.

Pemahaman yang baik atas substansi masalah dan jangan sampai menimbulkan kerusuhan, menelan korban dan merusak fasilitas umum.

"Kalau sampai terjadi kerusuhan, efeknya bisa kemana-mana. Kestabilan politik, sosial dan ekonomi dalam negeri jadi terganggu. Ujung-ujungnya nanti pemerintah dan Polri yang disalahkan lagi. Dianggap tidak bisa menjaga ekonomi, keamanan dan ketertiban masyarakat. Padahal itu terjadi akibat ulah kita sendiri," ujar Haidar Alwi.

Pagar besi untuk halau pendemo di Patung kuda. (ilustrasi)

Photo :
  • VIVA / Andrew Tito (Jakarta)

Dengan partisipasi mahasiswa dan bantuan elemen masyarakat lainnya, Haidar Alwi yakin pemerintah dan Polri mampu menjaga kestabilan sosial, politik dan ekonomi. Terutama menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029 serta Pilkada serentak 2024.

"Kita punya pengalaman Pemilu 2024, Pilpres dan Pileg berjalan aman, nyaman dan damai. Meskipun ada pihak-pihak yang mencoba memicu terjadinya gejolak melalui aksi-aksi mahasiswa dan guru besar. Tapi semua itu bisa diredam oleh Polri. Kini kita berpeluang mengulang kesuksesan itu di Pilkada serentak 2024. Kuncinya, dukungan dari semua pihak. Jaga persatuan dan kesatuan," tutup Haidar Alwi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya