Pelajar SMA Tewas Tertabrak Kereta saat Tawuran di Kedoya Jakbar
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Jakarta – Seorang remaja yang masih pelajar tewas tertabrak kereta saat tawuran di pelintasan kereta Green Garden, Kedoya Utara, Jakarta Barat, Kamis 18 Juli 2024 malam. Tawuran yang berujung kecelakaan maut tersebut terjadi sekitar pukul 20.30 WIB.
Terlihat Jasad korban hanya ditutupi plastik hitam dan kardus, dan penjaga pelintasan dan petugas ambulans langsung mengevakuasi korban, dibawa dengan kantung berwarna oranye dan dibawa dengan ambulans.
Penjaga pelintasan kereta Green Garden bernama Amarullah Hadi mengatakan kejadian berawal dari korban dan teman-temannya tawuran di pintu pelintasan kereta dengan masih memakai seragam putih abu-abu saat tawuran.
"Kejadian (awal tawuran) sekitar pukul 18.00 WIB, mereka saling serang di pelintasan," ujar Hadi dalam keterangannya, Kamis 18 Juli 2024.
Senjata tajam yang disita dari aksi remaja tawuran.
- Istimewa
Tidak berselang lama, kereta pun lewat dengan Pintu pelintasan tertutup dan Pengendara menunggu di luar pelintasan kereta. Hadi mengatakan, dia dan petugas lainnya juga sempat menegur beberapa teman korban yang tawuran.
"Mundur, saya bilang gitu. Akhirnya yang di belakang tidak jadi maju ke pelintasan, Sedangkan korban dan beberapa orang masih tawuran di pelintasan," ujarnya.
Beberapa teman korban dan lawannya berangsur mundur ke jalan. Sedangkan korban masih di pelintasan.
"Sisa dua orang. Yang satu berhasil lompat, si korban langsung tersambar kereta karena lagi kecepatan tinggi," ujarnya.
Korban tertabrak dan terseret kurang lebih 10 meter dan mengalami luka yang sangat parah. "Langsung tewas korban, sedangkan teman-temannya kabur," ujarnya.
Sementara itu, Bani (19) warga sekitar mengatakan di kawasan ini sering kali terjadi tawuran, bahkan di atas rel kereta api.
"Sering banget tawuran di sini," ujarnya.
Anggota Dewan Usul yang Terlibat Tawuran Dihukum Ikut Pendidikan Militer
Anggota DPRD DKI Jakarta Tri Waluyo mengusulkan agar warga yang terlibat aksi tawuran baik itu antarkampung atau antarsekolah diberi hukuman mengikuti pendidikan militer
