Heru Budi Kumpulkan Jajarannya Antisipasi Data Pemprov Jakarta Diretas Seperti PDN

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono di Jakarta Fair Kemayoran 2024
Sumber :
  • VIVA.co.id/Zendy Pradana

Jakarta - Tidak ingin data-data Pemprov Jakarta bernasib seperti Pusat Data Nasional atau PDN yang diretas, Penjabat Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono, melakukan antisipasi. Dia mengaku sudah mengumpulkan beberapa pejabat yang menangani data-data Pemprov Jakarta. 

Dunia Siber 2025: Makin Seru atau Lebih Mengerikan

"Saya ingin rapatkan pejabat-pejabat yang menangani data, termasuk juga saya undang lintas sektoral ke BPN, kan BPN ada sistem baru, Dukcapil saya akan undang,"  kata Heru kepada wartawan di Jakarta Pusat, Senin, 1 Juli 2024.

Heru juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Dukcapil di seluruh wilayah Bodebek. Ia berharap agar data-data milik Pemprov Jakarta aman dari serangan siber.

Teguh Setyabudi Rotasi Pejabat DKI, Kasatpol PP Jadi Wali Kota Jakpus

"Kemarin saya sudah undang Dukcapil Jabodetabek dan Pak Dirjen membahas seperti ini ya, mudah-mudahan aman," kata dia.

Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM mengakui bahwa mereka menggunakan server cloud Amazon Web Service (AWS), setelah Pusat Data Nasional mengalami serangan siber ransomware.

Tak Lagi Jabat Kasetpres, Heru Budi Jadi Staf Khusus Mensesneg

"Alasan penggunaan AWS karena mendapat rekomendasi keberhasilan saat mengelola website peduli lindungi," kata Direktur Jenderal Imigrasi Kemenkum HAM, Silmy Karim, dalam keterangannya, Sabtu, 29 Juni 2024.

Dia mengatakan, setelah PDN mengalami serangan, pihaknya langsung melakukan tindakan dengan segera melakukan pembuatan sistem layanan baru, dengan memilih menggunakan Amazon Web Service. "Saya tanya sama Menkes, peduli lindungi dengan siapa? Dijawablah (Amazon Web Service)," ujarnya.

Dia juga mengakui, peristiwa serangan siber ransomware yang terjadi pada DPN telah menjadi pelajaran berharga. Sehingga, saat ini pihaknya tengah melakukan upaya back up data mirroring dengan lokasi-lokasi yang berbeda.

"Data center yang baik harus punya mirror. Karena suatu waktu dihit di suatu tempat, di tempat lain masih bisa backup. Misalnya Surabaya kena gempa, kira-kira akan ngambil data center di Surabaya atau mirror-nya di tempat lain? Tempat lain kan. Bukan dasarnya permintaan. Memang yang namanya data center harus punya backup," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya