27 Warga Jakarta Meninggal Dunia Akibat DBD Sejak Januari 2024
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Jakarta - Dinas Kesehatan DKI Jakarta mendata ada sebanyak 27 warga Jakarta yang meninggal dunia akibat kasus demam berdarah dengue (DBD) yang terhitung dari Januari hingga Juni 2024.Â
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, pihaknya mendata adanya penurunan kasus dibandingkan bulan sebelumnya.
"Sampai hari ini sejak Januari ada 27 orang meninggal dunia," ujar Ani Ruspitawati saat ditemui di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat, Jumat 21 Juni 2024.
Ani menjelaskan sejak bulan Mei, kasus DBD cenderung mengalami penurunan dan puncak kasus DBD di Jakarta dilaporkan pada bulan April mencapai 3.164 orang.
"Maret kan sekitar 2.200, April 3.164, Mei sudah mulai turun masih 3.019, Juni sampai hari ini di 622. Mudah-mudahan trennya turun, Mei kasusnya sudah mulai turun dibandingkan April tetapi masih relatif tinggi. Puncaknya di April," ujarnya.Â
Ani mengatakan, Dinkes DKI akan segera uji coba nyamuk vs nyamuk untuk menekan angka kasus penyakit DBD.Â
Petugas nantinya menyelenggarakan survei kesiapan masyarakat menjelang uji coba pelepasan nyamuk Aedes aegypti mengandung wolbachia di Kembangan, Jakarta Barat. Evaluasi hasil survei ditargetkan rampung bulan ini.
"Survei kesiapan masyarakat. Nanti kira-kira akhir bulan ini kami akan evaluasi hasil surveinya. Timingnya akan sangat bergantung pada hasil survei nanti. Kalau memang masyarakat sudah siap, kita bisa mulai (sebar)," ujarnya.
Ani menjelaskan di tahap pertama, nyamuk berwolbachia terlebih dahulu dilepas di wilayah Kembangan, Jakarta Barat. Selanjutnya, wilayah akan diperluas hingga delapan kecamatan di Jakbar.
"Tahap pertama di Kembangan dulu. Habis Kembangan baru kecamatan lain di wilayah Jakarta Barat. Targetnya masih Jakarta Barat. Delapan kecamatan. Memang lokasi penyebarannya kami di Jakarta Barat. Itu kan sesuai dengan KMK-nya. Memang Jakbar," ujarnya.
Ani menjelaskan, ada banyak faktor mengapa Jakarta Barat, khususnya Kembangan dipilih sebagai lokasi uji coba perdana nyamuk vs nyamuk. Salah satunya karena angka kasus DBD di wilayah tersebut cukup tinggi.
"Banyak faktor, antara lain karena cukup tinggi kasusnya di Kembangan. Kami lihat banyak hal termasuk kesiapan masyarakatnya," ujarnya.
Survei kesiapan menyasar seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kelompok umur. Survei diutamakan di wilayah Jakarta Barat.
"Surveinya fokus di Jakarta Barat tapi kami sebar juga di wilayah lain," ujarnya.Â
Ani menuturkan, Dinkes menargetkan nyamuk berwolbachia bisa dilepas pada Juli mendatang, namun semua itu bergantung kepada kesiapan masyarakat.
"Sebenarnya targetnya Juli tapi akan sangat bergantung pada hasil surveinya. Kalau memang masyarakat sudah siap kita langsung mulai," ujarnya.