Pengakuan Kakek yang Diduga Cabuli Cucunya di Depok

Ilustrasi korban pencabulan.
Sumber :
  • ANTARA/HO-Dok.Humas Polda Banten

DepokIrianta (58) kakek di Tapos, Depok yang dilaporkan karena dugaan mencabuli cucunya mengaku sedih dengan fitnah yang dilakukan IN. Karena, IN melaporkan dirinya ke polisi atas dugaan pencabulan. Dirinya menegaskan tidak ada kelainan ataupun penyimpangan seksual.

Kompolnas Minta Kapolri Tindak Tegas Anggota yang Peras Penonton DWP Asal Malaysia

“Saya bilang kenapa nenek yang difitnah. Saya enggak ada penyimpangan seksual, tanya semua teman saya,” katanya pada Selasa, 11 Juni 2024.

Ilustrasi pencabulan wanita

Photo :
  • Istimewa/Supriadi Maud/VIVA.
GP Ansor Kutuk Arogansi Polisi Banting Warga saat Jemput Keluarga di Pelabuhan Ambon

Irianta menduga IN melaporkan dirinya ke polisi karena penggelapan motor. Sebelum IN melaporkan dirinya, Irianta membuat laporan perihal penggelapan motor yang dilakukan IC, suami IN. Kejadian bermula saat IC minta motor padanya untuk mengantar sekolah anaknya.

“Bilang dia, tenang aja percaya sama saya, saya karyawan punya gaji. Akhirnya saya beli itu motor (kredit), besoknya ada tuh dipake, tapi terus besok-besoknya udah enggak ada. Lah saya disamperin dealer, mau digeret, enggak bisa karena motor juga enggak ada. Kalau pun saya mau bayar, mana motornya, itu baru cicil satu kali. Jadi saya laporkan penggelapan motor,” ungkapnya.

Dua Fotografer Cabul Berkedok Casting Model Akhirnya Ditangkap, Pelaku Sembunyikan Kamera di Kamar Korban

Saat itu, IC meminta agar istri Irianta tanda tangan di kertas dengan kop surat sebuah organisasi masyarakat (ormas). IC sesumbar kalau kertas itu bisa digunakan saat ada yang meminta motornya.

“IC sesumbar suruh tanda tangan ada kop ormasnya, jadi katanya kalau anda yang nagih, kasih lihat itu. Nenek tanda tangan itu di atas materai, tanpa setahu saya. Ical bilang kalau satu motor doang enggak bakal bisa ditangkep,” katanya.

Irianta mengaku tidak tahu motor itu berada di mana sekarang. Dia pun melaporkan penggelapan motor itu ke polisi. Namun, kini dirinya dilaporkan balik atas dugaan pelecehan seksual.

“Entah dijual atau digadein saya enggak tahu. Yang pasti kita laporkan dia atas dasar itu. Kita kecewa,” ungkapnya.

Dirinya dan istrinya sempat dibawa ke kantor polisi, tapi akhirnya dipulangkan. Irianta mengaku sakit hati dan kecewa dengan ucapan IC yang bertanya perihal kepulangannya dan istrinya ke rumah.

“Iya, tanggal 5 kita disuruh pulang. Kita sakit hati. Itu si IC tiba-tiba bilang, kok nenek udah keluar? Terpaksa gua angkat (laporin Ical ke polisi soal penggelapan). Saya ada data semua, dari FIF semua buktinya dari sana,” ceritanya,

Irianta menduga IC dan IN merekayasa seolah-olah dirinya benar melakukan pelecehan. IC dan IN membawa sekelompok massa ke rumah Irianta.

“Karena IC sama IN main cantik itu datang ke sini. Bawa massa, seakan kami ketangkep basah. Untung dievakuasi sama Polres,” ungkapnya.

Dia menduga IN dan IC sakit hati kepadanya karena laporan penggelapan motor. Sehingga, IC dan IN membuat laporan dugaan pelecehan seksual.

“Nah dia itu sakit, utangnya overload. Ini saya tadi pagi baru bayar utangnya dia ke Mekar, enggak bayar kontrakan dua bulan. Ponakan saya habis stres diambil itu BPKB motor. Ini aja rumah saya sertipikatnya diminta, tapi saya enggak kasih mau digade. Motor saya juga dipinjem BPKB-nya enggak balik lagi itu. Waktu dipake si Fajar diambil itu sama mata elang,” ungkapnya.

IN sering ditagih utang oleh banyak orang. Irianta menuturkan, IN kerap marah-marah kalau ada yang menagih utang.

“IN kalau ditagih utang marah-marah dia. Jadi dia laporin kita itu karena sakit hati sama. Sebelumnya istri engkong dikatain Dajjal sama IN, saya dikatain doggy, Fajar dikatai setan,” ungkapnya.

Sementara itu, Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Depok, Iptu Nurhayati mengatakan sudah memeriksa dua saksi terkait kasus tersebut. Antara lain terduga pelaku yang merupakan kakek terduga korban. Saksi lain juga masih akan diperiksa agar kasus ini terungkap. Saat ini belum ada penetapan tersangka.

“Masih kami maksimalkan proses lidiknya,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya