Polisi: Pelaku Penusukan Imam Musala di Jakbar Bolak Balik TKP Sebelum Beraksi
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Jakarta – Polres Metro Jakarta Barata telah berhasil mencokok MGS alias Galang (25) yang merupakan pelaku penusukan ustaz sekaligus imam Musala bernama Saidi (71) hingga tewas di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Polisi menjelaskan bahwa pelaku membeli pisau untuk membunuh korban secara online.
Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Syahduddi mengatakan, sebilah pisau yang digunakan Gilang itu dibeli dengan harga Rp 30 ribu.
"Terkait dengan alat yang digunakan untuk membunuh korban, pelaku membeli di toko online dengan harga Rp 30.000," ujar Kombes Pol Syahduddi kepada wartawan dikutip Sabtu, 25 Mei 2024.
Syahduddi menjelaskan bahwa Gilang setelah membeli pisau tersebut langsung mulai melakukan observasi agar gerak-geriknya tidak terbaca sebelum melakukan aksi pembunuhannya. Pelaku memutuskan untuk melancarkan aksinya pada dini hari, tepatnya menjelang waktu subuh.
"Pelaku melakukan observasi, datang bolak-balik ke TKP untuk memantau situasi pada saat nantinya dia akan melakukan aksinya. Seminggu setelah melakukan aksinya dan diputuskan bahwa dia melakukan aksinya pada pukul 04.30 WIB, sesaat sebelum korban melaksanakan aktivitas shalat Subuh dan itu sudah dipantau oleh pelaku selama kurang lebih satu minggu terakhir," ucap Syahduddi.
Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes M Syahduddi mengatakan, hasil penyelidikan pihaknya, diketahui pelaku Galang sudah merencanakan pembunuhan sejak dua tahun silam.
"Perlu diketahui juga bahwa niat untuk melakukan pembunuhan sebenarnya sudah dilakukan sejak dua tahun lalu," ujar Syahduddi dalam keterangannya, Jumat, 24 Mei 2024.
Syahduddi mengatakan, motif utama pembunuhan tersebut didasari dendam pribadi, dimana pelaku tidak direstui mendekati cucu korban berinisial A. Diketahui pelaku dan cucu korban menjalin hubungan pada dua tahun lalu.
"Pelaku menaruh hati kepada cucu korban berinisial A, pelaku datang berkunjung ke rumah A yang juga rumah korban. Namun dalam kegiatan berkunjung bertamu, pelaku mendapatkan sambutan atau perlakuan yang kurang baik kalau menurut pelaku dan terkesan seperti merendahkan pelaku," ujarnya.
Meski sudah merencanakan selama dua tahun, pelaku melancarkan aksinya pada Kamis 16 Mei 2024, dengan alasan keluarga korban tidak menaruh curiga terhadapnya.
"Namun dilaksanakan pada saat ini dengan alasan supaya orang-orang sekitar rumah korban tidak mengetahui ataupun lupa dengan wajah ataupun identitas pelaku," ujarnya.
Syahduddi mengatakan, pihaknya terpaksa menembak pelaku MGS di bagian kaki, lantaran pelaku berusaha kabur dan melawan petugas saat ditangkap.