Pasien Korban Kecelakaan Depresi, Alami Ketakutan Hingga Gemetar

Dokter RS Bhayangkara Brimob Depok, dr. Laeli Andita SpKJ
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rinna Purnama (Depok)

Depok – Sebanyak 12 orang korban kecelakaan bus Fajar Putra yang dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Brimob, kini dalam masa penyembuhan. Selain pemulihan bekas luka, para pasien juga diberikan terapi berupa trauma healing. Karena, sebagian korban saat ini mengalami trauma dan depresi.

Menko AHY Tuntut Kemenhub Tertibkan Truk ODOL Demi Keselamatan Pengendara

“Saat ini support penyembuhan fisik. Trauma ini berlanjut mulai dari seminggu sampai dua minggu melalui evaluasi pengobatan dan dikonsultasi,” kata dokter RS Bhayangkara Brimob Depok, dr. Laeli Andita SpKJ pada Selasa, 14 Mei 2024.

Proses evakuasi kecelakaan bus SMK Lingga Kencana Depok di Ciater, Subang

Photo :
  • (Foto AP/Ryan Suherlan)
Kakorlantas Polri Ungkap Fakta Kecelakaan Truk di Tol Cipularang, Diduga Ada Upaya Pengereman

Bentuk trauma yang dialami pasien antara lain stres dan depresi, ada yang mengalami gejala cemas, ketakutan hingga gemetar.

“Trauma depresi, traumatik stres yang disebabkan peristiwa gejalanya cemas, flashback, merasa takut, gemetar, mengingat peristiwa, bisa nafsu makan berkurang tahap depresi,” ujarnya.

Oknum Guru Ngaji di Tuban Diduga Cabuli Murid Berkali-kali

Menurut dia, untuk melakukan penyembuhan tentu memakan waktu yang tidak sebentar. “Evaluasi pasca kejadian traumatis tidak hanya satu hari dan dua hari, bisa satu bulan, dua bulan, tiga bulan, dan enam bulan tetap kita evaluasi,” jelas dia.

Oleh karena itu, kata dia, tim medis ahli jiwa terus melakukan pemantauan terhadap kondisi kejiwaan para korban. Terapi diberikan pada pasien hingga traumanya berkurang.

“Biasa yang diberikan adalah psikoterapis atau membantu dia untuk bisa melanjutkan hidupnya. Namun, jika ada pemikiran-pemikiran yang memberangkatkan dirinya atau gangguan kecemasan psikoterapi lainnya,” ungkapnya.

Tindakan berupa pemberian obat untuk mengatasi trauma dan kecemasan juga dilakukan, sehingga pasien dapat merasa lebih tenang dan kondisinya stabil.

“Pertama kali pemberian obat. Sekarang ini kalau ditemukan dan mengarah depresi nyeri, gangguan tidur tetap dikasih obat,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya